Home / Berita Terbaru / Aceh Daerah Kaya Seni dan Budaya

Aceh Daerah Kaya Seni dan Budaya

Banda Aceh – Aceh merupakan salah satu wilayah yang memiliki ragam seni dan budaya yang sangat kaya. Selama ratusan tahun seni dan budaya terus berkembang dalam kehidupan masyarakat di daerah berjuluk Serambi Mekah ini. Meski perang dan konflik pernah melanda Aceh, tapi aktivitas seni tidak pernah padam.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Aceh, Drs Dermawan MM, saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, pada pembukaan Aceh International Rapa’i Festival yang dipusatkan di Taman Ratu Syafiatuddin, Jum’at (26/8/2016) malam.

“Para seniman dan budayawan Aceh kerap menjadikan isu sosial sebagai tema dalam karya-karya mereka. Karena itu jangan heran jika di Aceh banyak tarian dan nyanyian yang menggambarkan tentang perang dan kehidupan sehari-hari,” ungkap Dermawan.

Sebagaimana diketahui, tarian dan nyanyian Aceh biasanya dimainkan dengan menggunakan alat musik tradisional. Salah satu alat musik khas Aceh adalah Rapa’i, sejenis perkusi yang berkembang sejak masuknya Islam ke daerah berjuluk Serambi Mekah ini pada abad ke-9.

Disebut rapa’i, sebab alat musik gendang ini diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Syech Rapa’i. Sejak saat itu, Rapa’i menjadi identitas dan bagian yang tak terpisahkan dari budaya di Aceh.

Seiring perjalanan waktu dan dinamika yang terjadi di Aceh, seni Rapa’i mengalami banyak perkembangan dan model, antara lain, ada yang disebut Rapa’i Pase, Rapa’i Aneuk, Rapa’i Daboih, Rapa’i Geleng, Rapa’i Grimpheng dan sebagainya.

“Sebagai bagian dari identitas Aceh, kami berkeinginan untuk mendekatkan masyarakat dunia kepada alat musik ini. Karena itu mulai malam ini hingga empat hari ke depan, akan di selenggarakan Aceh International Rapa’i Festival yang diikuti sejumlah seniman perkusi ternama di tingkat nasional dan internasional. Kami berharap festival ini tidak hanya mampu menghibur masyarakat, tapi dapat pula mendorong kita untuk semakin mencintai seni budaya bangsa,” ujar Dermawan.

Dalam kesempatan tersebut Dermawan juga mengungkapkan, bahwa sebagai daerah yang menjalankan Syariat Islam, Aceh ingin memperkenalkan diri sebagai ‘World’s Best Halal Cultural Destination’ kepada dunia internasional.

“Kami juga akan mensosialisasikan branding wisata Aceh dengan tagline ‘The Light of Aceh’ atau ‘Cahaya Aceh’. Branding ini menjadi refleksi bagi Aceh dalam memperkenalkan Islam sebagai agama yang Rahmatan lil ‘alamiin. Untuk menjadikan Aceh sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia, maka peran seniman, pelaku usaha wisata, dan seluruh elemen masyarakat sangatlah dibutuhkan,” kata Dermawan.

Sekda berharap, dengan diselenggarakannya Festival ini, maka target peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Aceh dari tahun ke tahun terus bertambah. “Dengan penyelenggaraan Festival rapa’i internasional ini, kita tentu saja berharap dapat membuktikan kepada dunia betapa indahnya Islam, betapa syahdunya musik tradisional Aceh, dan betapa bangganya rakyat Aceh dengan perdamaian yang telah bersemi di daerah ini.”

Pemerintah Aceh sangat Berkomitmen Kembangkan Kesenian

Dalam kesempatan tersebut, Dermawan juga menegaskan, bahwa Pemerintah Aceh sangat berkomitmen dalam melaksanakan pembangunan berkesenian, yang meliputi upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatannya. Untuk itu, Pemerintah Aceh tentu saja sangat  mengharapkan dukungan dari semua pihak.

“Untuk itu, kami menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dan seluruh panitia. Teristimewa kepada para pelaku seni, khususnya para pemain rapa’i yang datang dari berbagai wilayah di Aceh, saya ucapkan terimakasih.”

“Selamat Datang kepada semua peserta dan pengunjung yang telah hadir pada malam ini. Mudah-mudahan kegiatan budaya ini mendorong kita semakin mencintai budaya daerah sebagai bagian dari keberagaman Indonesia,” pungkas Dermawan.

Sebelumnya, sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan ini, Menteri Parwisata Republik Indonesia, Arief Yahya, telah meluncurkan secara resmi Aceh International Rapa’i Festival 2016 ini, pada 4 Agustus lalu di Jakarta.

Sekda Tabuh Rapa’i

Suasana sempat riuh sesaat sebelum Sekda Aceh membacakan sambutan tertulis Gubernur Aceh. Mendapatkan persembahan Rapa’i kolosal yang sangat memukau dari seratusan penabuh Rapa’i, yang terdiri atas gabungan sejumlah komunitas Rapa’i Aceh dan berkolaborasi dengan penyanyi Joel Pase, yang membawakan lagu Pasang Jabet, Sekda Aceh langsung naik ke atas panggung di dampingi Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh untuk memberikan apresiasi kepada para penampil.

Usai membacakan sambutan dan membuka secara resmi Aceh International Rapa’i Festival, Dermawan kembali membuat kejutan. Seperti masih takjub dengan penampilan kolosal para penabuh rapa’i, Sekda langsung menuju ke kelompok penabuh Rapa’i Pasee dan mulai mengikuti irama tabuhan kelompok tersebut. Tidak ingin menyinyiakan momen langka tersebut, sejumlah jurnalis langsung merangsek ke panggung untuk mengabadikan saat Sekda menabuh Rapa’i Pasee.

Aceh Internastional Rapa’i Festival, Sarana Promosi dan Melindungi Tradisi

Sementara itu, Reza Fahlevi, selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, yang juga bertindak sebagai Ketua Panitia Aceh Internasional Rapa’i Festival ini menyebutkan, bahwa ada empat hal yang menjadi tujuan dari digelarnya perhelatan akbar ini, yaitu bertujuan untuk melindungi nilai-nilai tradisi.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempromosikan Rapa’i ke dunia internasional karena alat musik ini memiliki berbagai jenis. Kegiatan ini juga sebagai media untuk meningkatkan kapasitas antar pelaku budaya.

“Dalam acara ini juga akan digelar choaching klinik serta kolaborasi. Ini tentunya akan menambah pengalaman dan kemampuan para peserta. Dan yang terpenting tent saja, event ini merupakan media yang sangat tepat untuk mempromosikan Aceh sebagai Destinasi Wisata Halal di Indonesia dan dunia ,” tambah Reza.

Reza juga menambahkan, Aceh Intternasional Rapa’i Festival juga akan dilaksanakan di Taman Budaya dan Museum Tsunami. Sejumlah artis lokal dan internasiona juga akan mengisi even yang akan berlangsung selama empat hari itu.

“Sejumlah artis lokal nasional dan mancanegara akan mengisi rangkaian kegiatan Aceh Internasional Rapa’i Festival ini, diantaranya Rafly, Tompi, Gilang Ramadhan, Daod Debu, Steve Thornton. Selain itu akan ada penampilan dari grup asal Thailand, Malaysia, Iran, China, dan Jepang,” tambah Reza.

Sedangkan dari tingkat nasional, akan ada enampilan dari Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Makassar dan Surabaya. Sementara untuk peserta lokal, hampir seluruh kabupaten/kota akan menunjukkan kebolehannya di panggung utama PKA, Taman Budaya dan Museum Tsunami.

Aceh Luar Biasa

“Aceh Luar Biasa.” Itulah kalimat pertama yang diucapkan Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Raseno Arya, sesaat setelah tiba diatas panggung untuk menyampaikan sambutan.

“Ini adalah event yang sangat luar biasa. Malam ini kita menyaksikan Rapa’i. Kita baru saja menyaksikan penampilan pembuka yang luar biasa tadi. Masukan saya kepada Pemerintah Aceh, kita harus membuat event ini lebih besar lagi tahun depan. Saran saya, untuk tahun 2017 kita selenggarakan di Jakarta agar gaungnya lebih terasa.”

Arya menambahkan, untuk mencapai target 12 juta kunjungan Wisatawan Mancanegara dan 260 juta perjalanan Wisatawan Nusantara, maka event-event budaya seperti Aceh Internasional Rapa’i Festival ini perlu diperbanyak

“Tahun 2017 event ini sebaiknya dibuat di Jakarta. Tolong sampaikan kalender event 2017 ke ke kami (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif-red) agar kita agendakan tahun depan, dan biayanya tentu saja kami yang akan menanggung,” ujar Arya.

Dalam sambutannya, Arya juga menyebutkan bahwa dirinya sempat kesulitan untuk membeli tiket ke Aceh. ha ini menurutnya telah membuktikan, bahwa saat ini Aceh telah dilirik oleh wisatawan.

“Tak hanya pertunjukan seni dan budaya, potensi pariwisata Aceh juga beragam. Wisata Bahari Aceh sangat luar biasa, kulinernya juga luar biasa. Kalau di Jakarta itu yang terkenal Mie Aceh dan Ayam Tagkap,” tambah Arya.

Pembukaan Aceh Internasional Rapa’i Festival ditandai dengan penambuhan Rapa’i oleh perwakilan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Aceh, yang dirangkai dengan pertunjukan seni dari grup Palito Nyalo asal Sumatra Barat dan grup Long Yao asal Thailand. Ribun masyarakat yang hadir tak henti memberikan tepuk tangan meriah sebagai apresiasi atas pertunjukan pada malam pembuka ini.

Besok (Sabtu 27/8) acara akan dimulai pukul 16:30 Wib yang diisi dengan pertunjukan dari grup asal Malaysia, China dan Grup Palito Nyalo asal Sumbar, di Taman Budaya. Malam hari, di Panggung Utama PKA akan tampil dua jenis rapa’i Aceh serta penampilan Gilang Ramadhan, Rafli, penampilan grup dari Aceh Tamiang dan Sumatera Utara.

Check Also

Pemerintah Aceh Serahkan SK Tenaga Kontrak

Banda Aceh – Pemerintah Aceh hari ini mulai menyerahkan Surat Keputusan (SK) Tenaga Kontrak tahun …