Home / Berita Terbaru / Camping tanpa Gadget di CRU Sampoiniet
Wakil Ketua TP PKK Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, MT membuka Acara Camping 100 Tenda dengan pelepasan asap berwarna di lokasi perkemahan CRU Sampoiniet, Aceh Jaya, Sabtu 8/11/2019.

Camping tanpa Gadget di CRU Sampoiniet

Aceh Jaya – Lokasi Conservation Respons Unit (CRU) Sampoinet yang tidak terjangkau jaringan sinyal selular, harus dijadikan sebagai nilai jual tersendiri bagi kawasan ini untuk menjaring wisatawan. Tidak aktifnya gadget atau gawai selama berada di CRU ini, akan lebih baik bagi intensitas interaksi sosial antar peserta camping.

Hal tersebut disampaikan oleh Plt Ketua Dekranasda Aceh Dyah Erti Idawati, dalam sambutannya saat membuka secara resmi ‘Camping 100 Tenda’ yang digagas oleh sekelompok anak muda yang tergabung di lembaga Discover Nanggroe, di Balee CRU Samponiet, kemarin (Sabtu, 9/11).

“Saya sangat senang dengan suasana hari ini, semua terlihat akrab dan sibuk dalam diskusi-diskusi kecil. Salah satu faktornya tentu saja, tidak ada jaringan seluler di sini, sehingga membuat para peserta lebih akrab. Menurut saya situasi ini bisa menjadi kekhususan, menjadi paket wisata yang bisa dijual, Camping tanpa Gadget di CRU Sampoiniet,” ujar Dyah Erti.

Dalam kesempatan tersebut, Dyah Erti juga mengapresiasi keterlibatan generasi muda Aceh, dalam upaya mempromosikan destinasi wisata di Bumi Serambi Mekah. Menurut Dyah Erti, inisiasi Camping 100 Tenda yang digawangi oleh anak-anak muda, menjadi bukti bahwa generasi muda Aceh siap bergabung dengan Pemerintah untuk memajukan industri pariwisata Aceh.

“Inisiasi adek-adek di Discover Nanggroe untuk terselenggaranya kegiatan ini sangat patut diapresiasi. Ini menjadi bukti bahwa anak muda Aceh sangat kreatif dan produktif. Tidak seperti yang dicitrakan dan dikhawatirkan oleh para orangtua selama ini, yaitu lalai dengan gawai di warung kopi sambil main game online,” kata Dyah Erti.

Wanita yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua TP PKK Aceh itu juga menyarankan, agar Discover Nanggroe menjadikan kegiatan ini sebagai agenda rutin, sehingga CRU Sampoinet ini menjadi lebih dikenal luas.

“Ini adalah salah satu bentuk wisata edukasi yang sangat baik, dengan berinteraksi langsung, maka para peserta akan lebih memahami pentingnya CRU, dan apa pentingnya menjaga lingkungan dan hutan. Kegiatan ini harus jadi agenda rutin tahunan, tidak haya di CRU Sampoiniet, Discover Nanggroe juga harus menyasar destinasi lain di Aceh,” imbau Dyah Erti.

“Kepada para peserta saya ucapkan selamat mengikuti kegiatan ini. Semoga menjadi sarana silaturrahmi yang positif dan tempat saling berbagi hal positif apa saja. Ingat, jaga kebersihan dan jaga kesehatan. Kepada para panitia dan peserta lokal, tunjukkanlah keramahtamahan Aceh dalam menyambut tamu, dan perkenalkanlah bagaimana humanisnya pelaksanaan Syari’at Islam di Aceh,” imbau Dyah Erti.

Sementara itu, Aan selaku Ketua Panitia Kegiatan Camping 100 Tenda menjelaskan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan potensi pariwisata Aceh, khususnya CRU Sampoiniet.

“Para peserta akan berinteraksi langsung dengan gajah, mendapatkan pemahaman dasar terkait pentingnya keberadaan CRU dari para ranger dan mahout atau pawang gajah. Camping 100 tenda ini tidak hanya diikuti oleh traveler lokal dan nasional, tetapi juga
diikuti oleh peserta mancanegara,” ujar Aan.

Sesuai dengan Syariat Islam, sambung Aan, panitia juga memisahkan lokasi tenda peserta pria dan wanita. Tenda wanita berada di sisi barat, berjarak lebih dari 100 meter dengan tenda peserta pria di bagian timur CRU.

“Panitia juga melibatkan aparatur terkait baik dari Polri dan TNI, Satpol PP dan masyarakat gampong,” imbuh Aan.

Untuk diketahui bersama, CRU yang berada di Gampong Ie Jeureungah Kecamatan Sampoiniet ini, adalah CRU tertua di Aceh. CRU Sampoiniet dibentuk oleh Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Dinas Kehutanan Aceh, Pemerintah Kabupaten di Aceh dan dibantu oleh Fauna and Flora International (FFI) Program Aceh, pada tahun 2008.

Saat ini, CRU Sampoinet dihuni oleh 4 ekor gajah (elephas maximus sumatranus). Di CRU, mamalia bertubuh besar tersebut dibimbing oleh para Mahout, Ranger dan tim CRU lainnya.

Check Also

Aceh Ramadhan Festival Resmi Ditutup Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

BANDA ACEH–Event Aceh Ramadhan Festival yang digelar di halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, resmi …