Home / Berita Terbaru / Cerita dari Kebun Kopi

Cerita dari Kebun Kopi

Bener Meriah – Menggunakan setelan ala petani kopi lengkap dengan jarek di kepala, Dyah terlihat cekatan memanen kopi. Tangannya lihai memilah kopi matang dari tangkai.

Ia memanen sekira lebih dari sekilo kopi mentah langsung dari kebun. Kopi yang ia simpan dalam seutas goni yang disangkutnya di bahu. “Kualitas kopi (yang dipetik) ini ngak perlu diragukan lagi,” kata Dyah saat panen raya kopi Gayo di Kampung Bale Atu, Kecamatan Bukit Bener Meriah, Minggu 24/11.

Lantas susahkah memanen kopi? Dyah punya cerita.

“Ternyata ngak terlalu susah. Mudah sekali memanen kopi,” kata Dyah.

Nah. Kopi yang dia petik kemudian ditumpahkan dalam sebuah wadah alas seperti tikar. Saatnya dinilai oleh ahli kopi, hasilnya kopi yang dipetik istri Plt Gubernur itu sebagiannya belum terlalu matang: bahkan sebagian masih hijau.

“Ternyata gampang saat dicoba. Padahal sulit ya. Saat dinilai masih banyak masalahnya,” kata Dyah. Tamu-tamu yang datang ke panen raya tersebut tertawa.

Memetik kopi langsung dari kebun adalah pengalaman pertama bagi Dyah. Kelihatannya memetik kopi memang perkara mudah. Ternyata menyortir kopi dengan kualitas terbaik bukan perkara mudah. Butuh ketelatenan sehingga kopi spesial hadir di depan penikmat.

“Kalau memang dipetik dengan tidak sembarangan, kopi yang hadir itu pasti kualitas spesial semua,” ujar Dyah.

Dyah berharap, beragam pengetahuan tentang kopi, mulai dari proses menanam, merawat hingga memanen kopi disampaikan terus turun-temurun. Dengan itu kopi Gayo akan jadi warisan bagi generasi Aceh.

“Potensi ini tidak ada di tempat lain. Kalau ke sini lagi pas panen,saya akan petik lagi,” ujar Dyah.

Panen kopi raya di Bener Meriah digelar dalam rangka Gayo Mountain Alas Festival (GAMIfest). Gelaran kegiatan di bawah Kementerian Pariwisata Indonesia yang digelar di kabupaten di dataran tinggi gayo.

Kopi Gayo memang bukan sembarangan kopi. Masyarakat dunia mengakui kopi Gayo adalah salah satu varian kopi terbaik. Bupati Bener Meriah, Syarkawi, mengatakan Kopi Gayo telah disandingkan dengan 92 varian kopi dunia. Dari penilaian para ahli kopi, kopi yang dihasilkan di dataran tinggi Gayo unik dan terbaik.

“60 persen kebutuhan kopi Starbucks itu menggunakan kopi gayo. Kopi Gayo terbaik itu bukan kita yang bilang, tapi ahli kopi dunia,” kata Syarkawi. []

Check Also

Pj Gubernur, Sekda dan Kepala SKPA Safari Silaturrahmi ke Forkopimda

BANDA ACEH – Penjabat Gubernur Aceh Bustami Hamzah bersama Istri Mellani Bustami serta Pj Sekretaris …