Home / Berita Terbaru / Gubernur Ajak Masyarakat Memakmurkan Masjid

Gubernur Ajak Masyarakat Memakmurkan Masjid

Humas Aceh | 20 Juni 2016

Pidie – Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, mengajak masyarakat untuk menjadikan Bulan Ramadhan ini sebagai momen untuk mendekatkan diri dengan Masjid. Gubernur menghimbau agar masyarakat memakmurkan Masjid dan Mushalla yang telah dibangun, dengan membuat sejumlah program pendidikan Al-Qur’an dan program pendidikan Islami lainnya.

Hal tersebut disampaikan oleh pria yang akrab disapa Doto Zaini itu, dalam sambutan singkatnya pada acara Silaturrahmi dan Buka Puasa Bersama dengan Masyarakat Simpang Tiga, Minggu (19/6/2016).

Kegiatan yang dihadiri oleh seribuan masyarakat ini, dipusatkan di Masjid Jami’ At-Taqwa, Gampong Bunien, Kecamatan Simpang Tiga. Dalam kesempatan tersebut Gubernur juga menyerahkan santunan kepada 400 anak yatim yang ada di Kecamatan Simpang Tiga.

“Jangan di siasiakan, bukan seberapa megah di bangun, tapi seberapa cintanya kita kepada Masjid yang baru dibangun sehingga tumbuh semangat kita untuk memakmurkannya. Buatlah sejumlah program pendidikan untuk mendekatkan masyarakat dan generasi muda dengan Masjid,” pesan Doto Zaini.

Gubernur menambahkan, bahwa Masjid bukan merupakan tempat untuk beribadah semata, namun Masjid juga merupakan sarana bagi masyarakat untuk membentengi diri dari masuknya aliran sesat dan peredaran narkoba.

“Bila para anak-anak kita rajin di Masjid, maka secara otomatis, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih tentang ilmu agama, ini merupakan modal bagi mereka untuk menolak setiap ajaran sesat serta masuknya pengaruh buruk penyalahgunaan narkoba di wilayah ini,” tambah Gubernur.

Program Beasiswa Anak Yatim

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga menjelaskan, bahwa saat ini Pemerintah Aceh sedang menyusun berbagai program untuk mendukung keberlanjutan pendidikan anak yatim.

“Jangan sampai anak-anak kita ini terhenti sekolahnya hanya karena ketiadaan biaya, padahal mereka memiliki potensi yang sangat besar untuk maju dan sukses serta berdayaguna bagi pembangunan Aceh di masa depan.”

Untuk diketahui bersama, dalam beberaapa tahun ini Pemerintah Aceh telah mengucurkan dana untuk mendukung program pendidikan generasi muda Aceh. Tidak hanya para anak yatim, Pemerintah Aceh juga aktif memberikan beasiswa kepada para siswa berprestasi dan para hafidz Al-Qur’an untuk melanjutkan pendidikannya, baik di dalam maupun di luar negeri.

Sementara itu, untuk program pembangunan rumah dhuafa, Gubernur meminta Geuchik dan aparatur gampong terkait untuk mendata siapa saja yang berhak mendapatkan bantuan pembangunan rumah tersebut.

“Setelah mendapatkan data, Pemerintah Aceh akan menurunkan tim untuk melakukan verifikasi, apakah seseorang benar-benar layak mendapatkan batuan ruah. Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran,” kata Doto Zaini.

Tausyiah Singkat Kadis Syari’at Islam

Kegiatan silaturrahmi dan peberian santunan kepada anak yatim tersebut juga diisi dengan tausyiah singkat yag disampaikan oleh Prof Syahrizal Abbas, Kepala Dinas Syari’at Islam Aceh. Dalam tausyiahnya, Prof Syahrizal menekankan tentang keutamaan memakmurkan Masjid.

“Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memakmurkan Masjid, mulai dari Qiyamul Lail, pengajian rutin, TPQ dan TKI. Kemakmuran Masjid adalah salah satu sarana utama untuk mengganjal masuknya pengaruh buruk globalisasi dan moderinasi, yaitu narkoba, aliran sesat, pornografi, penyimpangan seksual dan berbagai hal buruk lainnya.”

Prof Syahrizal juga mengajak para hadirin untuk melaksanakan Tujuh Amalan harian Rasulullah. Syahrizal menegaskan, jika diamalkan, maka tujuh Sunnah ini akan akan membuat kelompok masyarakat yang mengamalkannnya mendapatkan berkah dari Allah.

“Yang pertama, setiap mukmin tidak boleh lepas dari wudhuknya, Rasulullah dalam sejarah hidupnya tidak pernah terlepas dari wudhu dalam keseharianya. Mengapa demikian? Karena wudhu atau keadaan bersuci akan menjadi benteng pertama dari masuknya perbuatan maksiat,” tambah Prof Syahrizal.

Selanjutnya, Shalat Sunat Dhuha, melaksanakan shalat secara berjama’ah karena hal ini akan memperkuat silaturrahmi dan mengeratkan rasa kekeluargaan antar masyarakat.

Hal lain yang juga menjadi amalan harian Rasulullah adalah gemar melaksanakan Shalat Tahajud, bahkan hingga kaki Rasulullah bengkak.

“Hal ini dibuktikan oleh beberapa hadits yang menyatakan, bahwa istri Rasulullah menyaksikan sendiri dengan perasaan sedih kaki suami tercintanya bengkak-bengkak karena melaksanakan Shalat Tahajjud. Jika Rasulullah yang sudah dijamin masuk Surga Shalatnya seperti itu, bagaimana dengan kita?” tanya Prof Syahrizal.

Amalan selanjutnya adalah, puasa sunnah Senin-Kamis, membaca dan mentadabburi Al-Qur’an serta menyantuni dan menyayangi anak yatim.

Prof Syahrizal menegaskan, jika suatu kelompok masyarakat melaksanakan tujuh amalan harian tersebut secara bersama-sama, maka Allah akan memberikan berkah yang berlimpah kepada mereka. (Ngah)

Check Also

Pemerintah Aceh Serahkan SK Tenaga Kontrak

Banda Aceh – Pemerintah Aceh hari ini mulai menyerahkan Surat Keputusan (SK) Tenaga Kontrak tahun …