Home / Lhokseumawe / Gubernur Buka Pameran Kerajinan Dekranasda Aceh di Lhokseumawe

Gubernur Buka Pameran Kerajinan Dekranasda Aceh di Lhokseumawe

Banda Aceh, 11/03/2014 | Humas Aceh

 

Lhokseumawe – Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, meminta agar Kota Lhokseumawe terus berbenah dan semakin dewasa di usianya yang sudah menginjak 13 tahun ini. Di usianya yang telah menuju dewasa ini gubernur meminta agar kota yang sempat menjadi kebanggaan Aceh dengan gas alamnya ini, mampu menjadi pionir di Aceh dalam hal memajukan dunia usaha dan kerajinan seni di Aceh.

Hal tersebut disampaikan oleh gubernur, didampingi Ketua Dekranasda Aceh H Niazah A Hamid, membuka secara resmi Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Aceh. Kegiatan yang dirangkai dengan puncak Peringatan Hari Ulang tahun Kota Lhokseumawe yang ke 13 ini digelar di Pelataran Parkir Stadion Lhokseumawe, Minggu (2/11/2014).

“Di usia yang telah menginjak ‘masa akil baligh’, sebentar lagi akan beranjak dewasa, untuk itu kami berharap agar Kota Lhokseumawe semakin dewasa dan mampu menjadi daerah yang menginspirasi daerah lainnya dalam hal memajukan perekonomian Aceh dalam hal kerajinan dan kebudayaan,” ujar gubernur disambut tepuk tangan dari ribuan masyarakat yang memadati arena pelataran parkir stadion Lhokseumawe.

Dalam kesempatan tersebut gubernur juga menyampaikan bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2012-2017, Pemerintah Aceh telah mencanangkan sepuluh program yang kesemuanya bertujuan untuk mendorong kepada kesejahteraan rakyat.

“Sejalan dengan hal itu, pembenahan diberbagai bidang mutlak dilakukan, termasuk dalam bidang pelayanan publik, sarana dan prasarana ekonomi, pemberdayaan masyarakat serta dukunganpermodalan.

Menurut Doto Zaini, salah satu langkah yang harus diambil untuk menjalankan program ini adalah dengan terusmengembangkan dan mempromosikan berbagai produk hasil kerajinan masyarakat lokal.

“Termasuk Produksi Industri Rumah Tangga (P-IRT)  yang selama ini hanya dipasarkan diseluruh pelosok Aceh. Karya-karya ini sebenarnya banyak yang berkualitas. Menurut saya, jika dikelola dan dopromosikan dengan sebaik-baiknya, produk ini akan mampu bersaing ditingkat nasional dan dengan sendirinya akan menarik minat investor untuk melirik dan berinvestasi di Aceh.

Gubernur mencontohkan, banyak hasil kerajinan masyarakat Aceh yang dilirik oleh kalangan dunia usaha, diantaranya Kerawang Gayo, Kain Songket Aceh, Jamu dan obat-obatan tradisional Aceh dan berbagai jenis makanan dan kerajinan tangan masyarakat Aceh.

“Ini adalah hasil kerajinan masyarakat lokal yang kental dengan ciri-ciri khas kedaerahan yang tentu saja mampu menggambarkan betapa kaya dan beragamnya karya seni dan budaya masyarakat Aceh. Hal ini tentu saja membuka jalan bagi kita masyarakat Aceh untuk dapat mempromosikannya ke tingkat global,” tambah gubernur.

Untuk itu, Gubernur sangat berharap agar Dekranasda dapat bekerjasama dan berperan aktif dalam rangka mempromosikan berbagai hasil kerajinan yang telah dihasilkan.

Menurut gubernur, dengan sinergitas bersama antara Pemerintah Aceh dan Dekranasda Aceh tentgu saja dapat meningkatkan daya dukung dan daya dorong dalam upaya meniungkatkan perekonomian seluruh masyarakat Aceh.

Doto juga berpesan agar Dekranasda Aceh sudah selayaknya memiliki perhatian yang ttinggi dalam rangka meningkatkan eksistensi kerajinan rakyat yang tersebar diseluruh wilayah Aceh karena hal tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi nasional.

 

Gubernur menambahkan setidaknya ada empat poin penting bagi Pemerintah Aceh, Dekranasda dan seluruh masyarakat Aceh untuk mendukung dan mempromosikan hasil kerajinan rakyat Aceh, yaitu;

1. Hasil kerajinan rakyat sesungguhnya sangat berpotensi untuk membantu peningkatan ekonomi masyarakat, terutama masyarakat pedesaan
2. Dengan terbukanya pasar bagi kerajinan tersebut, maka penggunaan sumber bahan baku lokal akan lebih meningkat. Hal ini tentu saja akan menuimbulkan efek bola salju bagi aktivitas ekonomi penunjang kerajinan tersebut.
3. Dengan meningkatnya hasil kerajinan rakyat maka lapangan kerja akan terbuka luas. Kondisi ini akan bisa menekan angka pengangguran dan meningkatkan kreativita dan kemandirian masyarakat.
4. Dengan mempromosikan produk kerajinan rakyat, berarti kita turut membangun tatanan nasional. Kita bisa membangun tatanan sosial dan kemandirian rakyat. Hal ini tentu saja meningkatkan kepercayaan diri masyarakat, dengan demikian tentu saja akan mampu mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan.
5. Keinginan rakyat bukan semata-mata dilihat dari sisi ekonomi tetapi tentu saja ada nilai-nilai budaya yang kuat di dalamnya. Dengan mengembangkan kerajinan rakyat, maka kita juga telah berjasa dalam mempertahankan identitas dan budaya daerah.

“Kelima alasan ini bisa diartikan bahwa, para pengrajin di Aceh sebenarnya sedang haus akan dukungan dan perhatian kita semua. 

Untuk menjawab keinginan ini, maka Dekranas Aceh harus segera menyusun program kerja yang terintegrasi denganprogram pemerintah,” ujar Doto.

Dalam kesempatan tersebut, gunernur juga mengingatkan, bahwa pada tahun 2015 akan segera diberlakukan pasar bebas Asean, yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean 2015.

“Kita harus segera bersiap dan berbenah diri, karena dengan pemberlakuan MEA pada tahun 2015, maka persaingan dunia usaha akan semakin kompetitif. Oleh karena itu, seluruh unsur yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat Aceh harus mengantisipasi kebijakan ini.”

Sementara itu, kepada Dinas terkait, yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Dinas pendidikan, gubernur menghimbau untuk mensinergikan program-program kerjanya.

“Dengan demikian kita akan mampu merebut peluang dalam rangka menghadapi MEA 2015, dengan menonjolkan berbagai kerajinan hasil karya masyarakat Aceh,” tambah gubernur.

Di akhir sambutannya gubernur juga berharap agar Rakerda yang dirangkai dengan Pameran Dekranasda akan mampu menghasilkan ide-ide terbaik terkait dengan cita-cita bersama, yaitu memajukan kerajinan masyarakat Aceh.

“Akhirnya, Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Rakerda Dekranasda Aceh yang dirangkai dengan Pameran Kerajinan, Makanan dan Produk Unggulan Aceh serta Pameran Pembangunan Kota Lhokseumawe dengan ini resmi saya nyatakan dibuka.” pungkas Gubernur.

Acara pembukaan kemudian ditandai dengan pemukulan bedug yang dilakukan oleh Gubernur Aceh dan seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkorpimda) Kota Lhokseumawe.

 

Dekranasda Aceh Gelar Aneka Lomba

Sebelumnya, Ketua Dekranasda Aceh, Niazah A Hamid, dalam sambutannya juga menyampaikan himbauan senada dengan Gubernur Aceh, yaitu kesiapan seluruh stakeholder terkait  dalam rangka menghadapi MEA 2015.

Dalam Pameran yang diikuti oleh seluruh pengurus Dekranasda seluruh kabupaten/kota se-Aceh iniini, Dekranasda juga menggelar berbagai limba yang ditujukan untuk memeriahkan kegaiatan tersebut. Beberapa lomba tersebut adalah; Lomba Kerajinan Unggulan Terbaik, Makanan Tradisional Terbaik, Stan Pameran Terbaik, Laporan Dekranasda kabupaten/kota Terbaik serta Lomba Busana Kreasi Daerah terbaik.

“Pada puncak acara nanti juga akan diumumkan Desa Kerajinan Daerah Terbaik. Penilaian untuk lomba ini sudah dilakukan oleh tim juri pada pertengahan tahun ini,” terang istri Gubernur Aceh yang akrab disapa Umi Niazah itu.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara Dekranasda dengan Bank BRI Syari’ah. Dalam kesempatan tersebut juga pihak Bank BRI Syari’ah juga menyerahkan kartu anggota Dekranasda yang juga berfungsu sebagai kartu ATM (Automatic teller Machine-red) bagi para anggota Dekranasda seluruh Aceh.

“Semua ini adalah bentuk dari upaya Dekranasda untuk menjawab persoalan para pengrajin dalam mengembangkan produk-produk kerajinan dan meningkatkan usaha serta kehidupan para pelaku usaha. 

Semoga kerja sama ini dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan usaha kerajinan.”

Di akhir sambutannya, Ummi Niazah juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada gubernur Aceh yang selalu menghimbau seluruh aparatur Pemerintahan di Aceh untuk selalu menggunakan produk-produk lokal dalam setiap kegiatan kedinasan.

Check Also

Ramadhan Mempererat Ukhuwah dan Menguatkan Tekad Membangun Daerah

BANDA ACEH – Ramadhan merupakan momentum yang sangat tepat untuk mempererat ukhuwah serta meneguhkan tekad …