Home / Berita Terbaru / Gubernur Ground Breaking Pengembangan Masjid Raya Baiturrahman

Gubernur Ground Breaking Pengembangan Masjid Raya Baiturrahman

Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, pagi tadi, Selasa (28/7) sekitar pukul 10.30 Wib melakukan Ground Breaking, tanda dimulainya pembangunan dan pengembangan landscape serta infrastruktur Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Pengembangan masjid bersejarah dan kebanggaan rakyat Aceh ini diharapkan tuntas pada Desember 2016 mendatang.  

Ground Breaking ditandai dengan penekanan tombol oleh Gubernur, yang dilanjutkan dengan pemasangan pondasi tiang pancang. Turut mendampingi Gubernur Zaini antara lain, Kapolda Aceh Irjen (Pol) M Husien Hamidi, Wakil Ketua DPRA Dalimi, Kajati Aceh Tarmizi, Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal, Sekda Aceh Drs Dermawan, Ketua MAA Badruzzaman Ismail,  Wakil Rektor UIN Syamsul Rijal, Perwakilan Kodam IM, Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman dan jajaran SKPA terkait.

Tidak tanggung-tanggung, dengan anggaran Rp. 1,1 Triliun, kawasan kompleks Masjid Raya Baiturrahman nantinya akan menjadi pusat beragam aktivitas yang mendukung fungsi masjid sebagai sentral kegiatan umat Islam di Aceh.

Dalam sambutan singkatnya, Gubernur Zaini Abdullah mengajak semua komponen rakyat Aceh agar mendukung pengembangkan kawasan Masjid Raya Baiturrahman sebagai pusat peradaban dan pengembangan Islam di zaman modern. Gubernur Zaini juga menyebut, pemugaran masjid kebanggaan rakyat Aceh ini agar terlihat semakin indah dan modern merupakan tekat dan cita-citanya sejak dulu. Menurutnya, masjid Raya Baiturrahman memiliki makna sendiri bagi kunjungan wisatawan muslim ke Aceh.

“Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh memiliki sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Masjid ini nantinya tidak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah, tapi juga menjadi pusat berbagai kegiatan Islam di Aceh dan di nusantara. Insya Allah masjid Baiturrahman ini akan lebih indah, dan suasana beribadah di dalamnya juga semakin nyaman. Dengan semua fasilitas itu,  kita akan terus mendorong  Masjid Raya Baiturrahman sebagai simbol bagi penguatan ajaran Islam di tanah air,” kata Zaini Abdullah, usai Ground Breaking.

Menurut Gubernur, pembangunan Masjid Raya dilakukan dalam dua tahap, yaitu jangka pendek dan jangkap panjang. Untuk jangka pendek, akan dilakukan pemasangan 12 Unit payung elektrik di pelataran masjid. Payung ini layaknya seperti yang terdapat di Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

Selain itu, juga akan dibangun berbagai sarana lain, seperti taman, rumah genset, pusat pengolahan air, drinking water system dan perbaikan beberapa interior bangunan.

“Juga akan dibangun basement (lokasi parkir) yang luas, sehingga semakin meningkatkan kenyamanan para pengunjung yang datang untuk berwisata religi. Khusus untuk payung elektrik, nanti akan ditambah 12 unit lagi, supaya lebih rapi teratur dan indah,”ujar Gubernur, yang tampil ceria dan terlihat lebih energik dari hari-hari sebelumnya.

Sedangkan target jangka panjang, jelas Gubernur, akan dilakukan perluasan kawasan masjid. rinciannya, untuk kawasan barat akan dijadikan sebagai pusat pendidikan. di lokasi tersebut akan dibangun TPA dan sekolah yang fokus pada pendidikan agama Islam.

“Bagi anak-anak kami yang ingin belajar tentang Alqur’an atau ingin menjadi hafiz, nantinya dapat belajar di pusat pendidikan itu. Guru-guru agama pasti kita pilih yang terbaik untuk menjadi guru di TPA dan sekolah itu,” terang Zaini Abdullah.

Gubernur yang kerab disapa Abu Doto ini menambahkan, untuk kawasan selatan nantinya akan jadikan sebagai pusat berbagai aktivitas Islam. Di lokasi itu akan dibangun guest house dan covention center. “Bagi wisatawan yang ingin belajar tentang Islam atau ingin menikmati keindahan masjid dan Kota Banda Aceh, bisa menginap di guest house itu dan semua unit itu dikelola dengan system  manajemen islam,”kata Zaini.

Selanjutnya, untuk kawasan timur akan dijadikan sebagai media center. Di areal itu akan dibangun berbagai sarana penyiaran berita islami dan penyebarluasan informasi soal agama Islam. Sebuah Departemen Store, jelas Gubernur, juga akan dibangun di kawasan timur. Bangunan tersebut nantinya akan difungsikan sebagai central bisnis yang akan dikelola oleh pengurus Masjid Raya Baiturrahman.  Sedangkan zona utama akan dibangun pusat percetakan dan Galeri serta berbagai sarana untuk pameran.

“Nantinya kawasan utara akan terhubung dengan Krueng Aceh sehingga menambah keindahan dan keunikan masjid. Kita berharap, pembebasan lahan bisa diselesaikan secepatnya agar kegiatan pembangunan berlangsung tepat waktu,” tandas dokter alumnus USU Medan itu.

Pembebasan lahan disegerakan

Kadis Cipta Karya Aceh, Rizal Aswandi menyebutkan anggaran pembangunanya mencapai Rp 1,4 triliun. Untuk program pembangunan jangka pendek, sebutnya, butuh dana Rp 344,845 miliar dan untuk jangka panjang Rp 1,1 triliun. “Perluasan dan pengembangan kawasan Masjid, tidaklah mengubah kondisi fisik, jadi…. bentuk dam posisi masjid tetap seperti sekarang ini. Sesuai arahan pak Gubernur, kita akan segerakan pembebasan lahan kawasan ini, “ujarnya.

Proyek fisik jangka pendek, urainya, meliputi persiapan pekerjaan dan membutuhkan dana Rp 2,175 miliar, kemudian untuk pekerjaan struktur Rp 163,298 miliar, pekerjaan arsitektur Rp 125,199 miliar, pekerjaan elektrikal Rp 12,651 miliar, pekerjaan mekanikal Rp 5,714 miliar, pekerjaan landscape Rp 3,206 miliar, dan pekerjaan nonstruktural Rp 1,249 miliar.

Sementara untuk jangka panjang, fokus utama yaitu pembebasan lahan dan bangunan sampai ke tepi sungai Krueng Aceh. Rizal Aswandi merincikan, untuk sisi barat butuh anggaran Rp 83,60 miliar dan pembangunan fisik Rp 122,375 miliar. Kemudian sisi selatan butuh Rp 56,129 miliar dan pembangunan fisik Rp 133,643 miliar.

Ditambahkannya, untuk sisi utara dana yang akan diplotkan adalah Rp 201,1692 miliar dan biaya pembangunan fisik Rp 13 miliar. Sisi timur Rp 105,022 miliar dan pembangunan fisik Rp 35,643 miliar. Selain itu, juga untuk pembangunan lingkungan masjid yaitu Rp 344,845 miliar dan biaya supervisi Rp 4,5 miliar. Sehingga totalnya menjadi Rp 1,1 triliun.

Sekilas tentang MRB

Baiturrahman adalah masjid dengan sejarah panjang. Cikal bakal masjid negara ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612. Namun masjid itu kemudian terbakar habis saat agresi Belanda pada April 1873. Empat tahun berselang, tepatnya Maret 1877, penguasa Belanda, Gubernur Jenderal Van Lansberge, menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang terbakar itu. Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Vander selaku Gubernur Militer Aceh pada waktu itu. Pada 9 Oktober 1879, dilakukan pembangunan kembali.

Kemudian tahun 1935, Masjid ini diperluas di bagian kanan dan kirinya. Empat puluh tahun kemudian, kembali diperluas. Pada pertengahan tahun 1981, pelataran masjid Raya Baiturrahman dipercantik dengan pemasangan klinkers di atas jalan-jalan dalam pekarangan. Sepuluh tahun kemudian, pada masa Gubernur Prof Ibrahim Hasan, terjadi perluasan kembali yang meliputi halaman depan dan belakang, serta bangunan masjid. Saat terjadi gempa yang disertai tsunami, 26 Desember 2004, masjid ini selamat tanpa kerusakan yang berarti. []

Check Also

Pj Gubernur Harap Masyarakat Aceh di Sumut Ikut Dukung Pelaksanaan PON

MEDAN— Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Bustami, mengharapkan kepada masyarakat Aceh yang berdomisili di Sumatera Utara …