Home / LINTAS ACEH / Walikota Illiza : “Banda Aceh Rencanakan Jalur Monorail”

Walikota Illiza : “Banda Aceh Rencanakan Jalur Monorail”

Banda Aceh|09/24/2014|

Banda Aceh [Humas Aceh]- Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah mengakhiri rangkaian Kunjungan Kerja (Kunker) tahun 2014 di Kota Banda Aceh. Di kota berpenduduk 249 ribu jiwa lebih (Sensus Penduduk 2013-red) gubernur akan meninjau beberapa proyek yang saat ini sedang berjalan di wilayah berjuluk ‘Kota Madani’ ini, Rabu (24/9/2014).

Tiba di Balai Kota, gubernur dan rombongan diterima langsung oleh Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, dan langsung menggelar pertemuan dengan seluruh unsur SKPK dijajaran Pemerintah Kota Banda Aceh, di Balaikota.

Tahun 2014 ini, Pemko Banda Aceh mendapatkan kucuran dana Otonomi Khusus (Otsus) sebesar Rp 112,55 miliar yang terbagi dalam 131 paket. Usai mendengarkan penjelasan dari Kepala P2K, Taqwallah M Kes, tentang beberapa proyek yang saat ini sedang berjalan, Illiza menyampaikan beberapa rencana program, diantaranya proyek pembangunan monorail.

“Rencananya, akan kita bangun jalur monorail di Kota Banda Aceh, yang akan mengambil rute Ulee Lhuee – Darussalam yang melintasi Masjid Raya Baiturrahman. Kemudian rute terminal Batoh sampai Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang,” terang Illiza.

Wali Kota menambahkan, rencana pembangun monorail merupakan ide yang dicetuskan gubernur, saat berbincang dengan Gubernur Aceh pada sore Idul Fitri yang lalu. Doto mencetuskan pembangunan jalur monorail adalah untuk mengantisipasi terjadinya kecametan di kota Banda Aceh yang akhir-akhir ini semakin padat.

“Untuk rencana tersebut, Pemko telah melakukan beberapa penelitian dan mengambil sampel seperti yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta dan Surabaya. Dana yang dibutuhkan untuk proyek adalah sebesar 8.75 trilyun, dengan rincian, Rp 270 miliar per kilometernya.”

Selain itu, Illiza juga menyampaikan rencananya untuk membangun lima koridor jalur ‘Bus Trans Kuta Raja’ yang akan menelan biaya jauh lebih kecil, yaitu sekitar Rp 40 miliar lebih. Sedangkan untuk mengatasi kemacetan di kawasan jembatan Lamnyong Illiza juga berencana akan melakukan pelebaran jembatan Lamnyong.

Rencana tersebut langsung mendapat respon positif dari Gubernur Aceh. Menurut gubernur, rencana pembangunan jalur monorail merupakan langkah kongkrit dalam rangka mengurai dan mencegah terjadinya kemacetan dimasa yang akan.

“Pemerintah Aceh sangat mendukung rencana pembangunan monorail di Kota Banda Aceh. Ini merupakan langkah konkrit untuk mengatasi kemacetan yang selama ini terjadi kota yang kita cintai ini,”terang gubernur.

Keseriusan Pemerintah Aceh membangun monorail di Banda Aceh ternyata sudah jauh hari dipersiapkan. Doto Zaini mengaku, sejauh ini dirinya sudah melakukan pertemuan dengan sejumlah investor untuk berinvestasi di Banda Aceh dalam sektor pembangunan monorail.

“Investor sudah ada, bahkan sudah beberapa kali kita lakukan pertemuan, dan dalam waktu dekat kita akan kembali menggelar pertemuan untuk merundingkan kembali tentang pembangunan monorail tersebut.”

Gubernur menjelaskan, perjanjian yang akan dilakukan dengan investor yakni dengan sistem tanam saham, dimana mereka akan mengelola selama beberapa tahun, untuk kemudian diserahkan ke pihak pemerintah. Jika memang ongkos transportasi mahal, maka pemerintah akan memberikan subsidi ongkos.

Usai menggelar pertemuan di Balai Kota, Gubernur melanjutkan kunjungan kerjanya ke lokasi pembangunan IGD dan Administrasi (lanjutan) III RSUD Meuraxa, yang menelan biaya sebesar Rp 4.84 miliar, dan pembangunan Gedung Kelas III RSUD Meuraxa yang menelan biaya sebesar Rp 4.80 miliar. Kedua proyek tersebut bersumber dari dana Otsus.

Di sini, Gubernur sempat berbincang dengan beberapa orang keluarga pasien dan menanyakan tentang pelayanan di RS tersebut. Setelah menggelar poto bersama serta melakukan penanaman pohon di halaman depan RSUD Meuraxa, gubernur bersama Wali Kota dan seluruh rombongan melanjutkan kunkerke lokasi proyek pembangunan Meuligoe Wali Nanggroe.

Di lokasi ini gubernur menekankan kepada rekanan agar segera menyelesaikan pembangunan rumah dinas Wali Nanggroe Aceh itu.

“Kapan ini selesai dan bisa ditempati oleh Wali?” Tanya gubernur kepada pihak rekanan. “Desember tahun ini pak,” jawab rekanan tersebut.

 

Gubernur kembali menekankan agar bangunan tersebut benar-benar bisa ditempati pada bulan Desember. “Harus Selesai ya Desember ini, karena tahun lalu (2013-red) janjinya juga Desember akan bisa ditempati tapi sampai hari ini belum juga selesai,” tegas Zaini Abdullah.

 

Usai memantau proyek Rumah Wali Nanggroe, Gubernur kemudian meninjau lokasi pembangunan Gedung Rawat Inap RSUZA Tahap I, yang menelan biaya sebesar Rp 24,99 miliar dan pembangunan Ruang Rawat Inap VIP Geurute Lantai II RSUZA yang menelan biaya sebesar Rp 5.59 miliar serta pembangunan 4 unit KamarOperasi yang menelan biaya sebesar Rp 8.63 miliar. Ketiga proyek tersebut menggunakan dana APBA.

 

Saat diwawancarai oleh awak media, gubernur menyatakan rasa puasnya dengan berbagai perkembangan proyek pembangunan di Kota Banda Aceh.

 

“Ini merupakan hari terakhir dari rangkaian kunjungan kerja yang telah saya lakukan, dan saya merasa puas dengan berbagai capaian ini,” pungkas Gubernur. (Ngah)

Check Also

Asisten Sekda Aceh Mawardi Harap TPAKD Perluas Akses Keuangan untuk Masyarakat

BANDA ACEH— Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Mawardi, mengharapkan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah …