Banda Aceh, 11/02/2015 | Humas Aceh
* Giok Jadi Modal Perdamaian
BANDA ACEH – Para pelaku usaha batu giok yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Batu Aceh (APBA) siap memajukan perekonomian Aceh. Batu akik yang berada di kawasan perbukitan atau hutan belantara ini diharapkan dapat menjadi salah satu modal menjaga perdamaian Aceh.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) APBA, Tgk Zulfikar Syahabuddin SE Ak, Sabtu (7/2) menyatakan booming batu giok akan mampu meningkatkan kembali perekonomian masyarakat Aceh. Dia menjelaskan dengan banyaknya warga yang menjadikan batu giok sebagai mata pencahariannya, maka kesejahteraan akan merata.
Disebutkan, warga yang berada di pesisir barat-selatan atau juga sebagian timur dan tengah Aceh disibukkan memburu batu giok. Sehingga, katanya, akan mampu meredam munculnya bibit-bibit konflik akibat kesejahteraan tidak didapatkan.
Zulfikar mengakui perburuan batu akik telah mulai dibatasi, karena diduga dapat merusak lingkungan. Padahal, sebutnya, warga yang memburu batu giok menggunakan peralatan sederhana, seperti linggis, martil sampai mesin potong kecil dan tidak menggunakan peralatan berat, seperti beko.
Dia berharap, pemerintah tidak melarang warga memburu batu giok, tetapi dibuat aturan yang jelas, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. “Jika seluruh pemerintah kabupaten melarang perburuan batu giok, maka denyut perekonomian akan kembali redup, karena hasil alam sendiri tidak bisa diambil,” ujarnya.
Zulfikar yang juga Ketua RealEstat Indonesia (REI) Aceh ini berharap perburuan batu giok secara tradisional akan terus berlangsung. Tetapi, jika ada hambatan, maka pemerintah harus mencari solusi terbaik, seperti peraturan bupati (Perbup) atau aturan lainnya, sebutnya.
Sumber : Serambiindonesia