Home / Berita Terbaru / Gubernur: Perempuan Aceh Harus Berpartisipasi Dalam Pembangunan

Gubernur: Perempuan Aceh Harus Berpartisipasi Dalam Pembangunan

Banda Aceh, 26-11-2015 | Humas Aceh

Banda Aceh – Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, meyakini banyak perempuan Aceh memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin di ruang publik. Namun banyak dari mereka yang belum menampakkan diri. Permasalahan tersebut bisa disebabkan oleh tekanan eksternal yang menghambat mereka untuk tampil, atau masalah internal yang membuat perempuan kurang terdorong untuk menampakkan diri.

Hal tersebut disampaikan oleh pria yang akrab disapa Doto Zaini itu dalam sambutan singkatnya yang dibacakan oleh Asisten III Setda Aceh, Syahrul SE MSi, pada acara Penganugerahan Perempuan Aceh Award tahun 2015.

Kegiatan yang dipusatkan di Gedung Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) itu turut dihadiri oleh sejumlah oleh Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Niazah A Hamid, Wakil Ketua DPRA, T Irwan Djohan, Anggota DPRA, Darwati A Ghani serta sejumlah tokoh perempuan Aceh lainnya.

Dalam sambutannya, Gubernur menyatakan, semua masalah dan hambatan hambatan yang dihadapi perempuan Aceh seharusnya dapat direduksi.

“Mestinya kita reduksi bersama agar partisipasi perempuan Aceh di berbagai sektor dapat bisa lebih ditingkatkan. Paling tidak pada Pemilu legislatif 2019, perempuan Aceh diharapkan bisa mengisi setidaknya 30 persen kursi di parlemen,” ujar Doto Zaini.

Menurut Doto, keterwakilan perempuan di ruang publik akan mampu mendorong bangkitnya partisipasi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan di Bumi Serambi Mekah ini.Jika ditilik dalam sejarah Aceh, terlihat jelas bahwa pemerintahan di masa Kesultanan Aceh sangatlah egaliter.Banyak posisi strategis yang justru dipercayakan kepada perempuan.

“Tak heran jika saat perjuangan melawan kolonial Belanda, ada banyak Perempuan Aceh yang tampil sebagai pemimpin pasukan, seperti Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Keumalahayati,” tambah Zaini.

Doto berharap, kisah masa silam tersebut dapat memberikan pemahaman kepada perempuan dan seluruh elemen masyarakat, bahwa secara kultur tidak ada larangan bagi perempuan Aceh tampil menonjol di tengah-tengah masyarakat.

“Saya tegaskan bahwa perempuan Aceh tetap bisa berprestasi sebagaimana yang dicapai kaum laki-laki. Karenanya dalam pembangunan Aceh, pemberdayaan perempuan menjadi salah satu fokus perhatian kita.”

Gubernur berharap dengan adanya anugerah Perempuan Aceh Award ini, penguatan kapasitas perempuan dapat ditingkatkan, sehingga perempuan Aceh mampu menunjukkan jati dirinya sebagai pelaku aktif pembanguan.

Untuk diketahui bersama, Perempuan Aceh Award (PPA) 2015 adalah momentum penganugerahan PAA yang keempat digelar. Sebelumnya juga pernah digelar pada tahun 2009, yang kedua tahun 2010 dan ketiga tahun 2012.

“Saya menyambut baik kegiatan ini dan berharap PPA dapat terus berlanjut menjadi agenda rutin setiap dua tahun sekali di daerah kita ini.Mudah-mudahan PPAdapat dijadikan sebagai momentum untuk mendorong peran aktif perempuan dalam berbagai sektor pembangunan di Aceh.”

ppa-2
Penerima Perempuan Aceh Award 2015 bersama Asisten Administrasi Umum Setda.Aceh Syahrul,SE,M.Si usai menerima penghargaan

PPA   untuk Peremuan Pejuang

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur meyakini bahwa konsep dasarnya pemberian anugerah PPA, bukan semata bertujuan untuk memberi penghargaan kepada perempuan yang telah mendedikasikan dirinya dalam memperjuangkan Hak-hak Perempuan Aceh, lebih dari pada itukegiatan ini mampu menghadirkan kisah perempuan Aceh yang bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya.

“Dalam lingkup lebih luas, kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran dan tanggungjawab negara dalam memberikan perlindungan terhadap perempuan serta menumbuhkan kepedulian semua pihak dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.”

Hal ini bisa dimaklumi, sebab partisipasi perempuan Aceh dalam berbagai sektor di Aceh tidak sebanding dengan jumlah perempuan itu sendiri.

Data dari Badan Pusat Statistik menyebutkan jumlah penduduk Aceh saat ini berkisar 4,7 juta jiwa. 51 persen dari jumlah tersebut adalah perempuan.

“Itu berarti potensi perempuan dalam pembangunan seharusnya bisa lebih besar. Tapi kenyataannya peran itu masih minim,” tambah Doto Zaini.

Di legislatif, lanjut Gubernur, keterwakilan perempuan juga sangat minim. Di DPR Aceh,dari 81 anggota legislatifn, hanya 12 perempuan atau 14,8 persen. Sedangkan di seluruh Aceh, dari 650 kursi yang tersedia di 23 DPRK, hanya 57 kursi diisi perempuan atau hanya sebesar 8,8 persen.

Karenanya Gubernur berharap event ini akan mampu menginspirasi masyarakat luas tentang tentang pentingnya peran serta perempuan dalam berbagai bidang pembangunan masyarakat dan daerah.

Pemenang Harus Menjadi Panutan

Pada kesempatan ini, Gubernur juga memberikan ucapan selamat kepada Tokoh Perempuan Aceh yang berhasil mendapatkan penghargaan Perempuan Aceh Award Tahun 2015.

“Saya berharap Saudari Badriah A Thaleb dapat menjadi panutan dan menginspirasi perempuan Aceh lainnya.Saya juga mengapresiasi kerja keras dewan Juri yang telah berupaya menemukan perempuan pejuang dari berbagai wilayah di Aceh. Saya tahu, hal itu bukanlah pekerjaan mudah mengingat ada banyak kaum perempuan memiliki peran luar biasa dan tidak banyak diketahui publik.”

Gubernur meyakini, dewan juri telah mendapatkan informasi lengkap tentang para nominator, sehingga akhirnya berhasil membuat keputusan untuk Perempuan Aceh Award tahun ini.

Untuk dikatahui bersama, panitia PPA 2015 telah melakukan berbagai tahapan dalam menyaring perempuan-perempuan dari seluruh Aceh. Dari tahapan tersebut terpilih 28 perempuan yang kemudian dinilai oleh tim juri yang diketuai oleh Prof Yusni Saby.

Dari hasil penilaian tersebut terpilihlah 3 orang nominator, yaitu Nurlina Abdullah dari Kabupaten Aceh Selatan, Herlina dari Kabupaten Aceh Selatan dan Badriah A Thaleb dari Kabupaten Aceh Utara.

Badriah A Thaleb akhirnya dinbatkan sebagai peraih PPA 2015. Tema PPA tahun ini adalah Perempuan Pendamping Korban.

“Terimakasih kepada semua pihak yang telah menggagas dan mensukseskan acara ini. Selamat untuk pemenang. Semoga perjuangan kita meningkatkan partisipasi perempuan Aceh dalam pembangunan mendapat ridha dari Allah, Majulah perempuan Aceh! Bangkitlah perempuan Indonesia!” pungkas Gubernur. (Ngah)

Check Also

Pemerintah Aceh Serahkan SK Tenaga Kontrak

Banda Aceh – Pemerintah Aceh hari ini mulai menyerahkan Surat Keputusan (SK) Tenaga Kontrak tahun …