BIRO ADMINISTRASI PIMPINAN SETDA ACEH

Gubernur Resmikan Gedung Baru Kampus UNIMUS

Banda Aceh |31-1-2015 | Humas Aceh

Bieruen – Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, pagi tadi, Sabtu (31/1) meresmikan gedung baru Kampus Univesitas Almuslim Bireuen. Peresmian bangunan baru yang beri nama gedung Ampon Chiek ini juga dirangkai dengan tausiyah spiritual dalam rangka peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1436 hijriah, yang disampaikan Prof H Yusni Sabi MA.

Gubernur berharap, kehadiran gedung ini kian meningkatkan kualitas dan semangat belajar mengajar sehingga Universitas Almuslim mampu berperan sebagai motor peningkatan kualitas pendidikan di Serambi Mekkah. “Insya Allah, keberadaan kampus ini mampu membangun citra pendidikan Aceh di tingkat nasional,” kata Gubernur, dalam sambutannya.

Turut hadir dalam kesempatan ini, Asisten Administrasi Umum Sekda Muzakar, Bupati Bireuen H Ruslan M Daud, Koordinator Kopertis 13 Prof Jamaluddin, anggota DPR RI H Anwar Idris, Kadis Pendidikan Aceh Anas M Adam, Kadis Syariat Islam Prof Syahrizal Abbas, Kasatpol PP Aceh Alhudri, Karo Isra Setda Aceh Ilyas Nyak Tui, Ketua Yayasan Almuslim H Abdullah, jajaran Forkopimda Bireuen, unsur pimpinan dan anggota DPRK Bireuen, Pembantu Rektor dan seluruh Civitas Akademika Universitas Almuslim. Selain itu juga hadir sejumlah ulama, perwakilan tokoh adat, dan ratusan tamu undangan lainnnya .

Perguruan Tinggi, sebut Gubernur, memegang peran strategis dalam mencetak SDM yang berkualitas, handal, cerdas, kreatif dan unggul di bidang Iptek dan Imtaq. Ia juga menekankan pentingnya relevansi program studi dengan kebutuhan dunia kerja. “Untuk itu, Perguruan Tinggi harus kreatif dalam membangun kerjasama dengan semua pihak,”pinta Zaini Abdullah.

“Perlu juga saya ingatkan, tujuan penguatan pendidikan bukan semata-mata untuk mampu bersaing di tingkat global, tapi juga merupakan tuntutan ibadah sebab Islam mewajibkan kita untuk terus belajar,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, dokter alumnus USU Medan ini meminta manajemen dan pihak pengelola kampus untuk membiasakan kuliah dengan pengantar bahasa Inggris, menurutnya, ini menjadi stimulus dan sebagai embiro untuk membuka Kelas Internasional. Selain itu, Gubernur Zaini juga menekankan agar ditingkatkan kemampuan multimedia, soft skill dan bahasa Inggris bagi dosen, pegawai dan mahasiswa, termasuk penerapan teknologi informasi dan mengembangkan Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat. “Bahasa Aceh jangan dilupakan, karena itu bahasa nenek moyang kita, Dan jangan lupa, kembangkan terus laboratorium sentral untuk kegiatan riset dosen,”pungkasnya.

Zaini Abdullah menegaskan, status negeri ataupun swasta bukanlah acuan untuk mengukur kualitas sebuah kampus, mamun barometernya adalah kualitas input mahasiswa yang baik, staf pengajar, kurikulum, fasilitas pendidikan yang baik, pengelolaan sumber daya keuangan yang akuntabel, lingkungan akademik yang kondusif dan tingkat disiplin yang tinggi. “Dan terpenting adalah menghasilkan alumni berkualitas yang relevan dengan kebutuhan dan adanya keterlibatan aktif civitas academikanya dalam pembangunan Aceh,”tegas Gubernur.

Rektor Universitas Almuslim Bireuen, Dr H Amiruddin Idris mengaku terharu dan bahagia dengan kehadiran Gubernur. Ia juga memohon perhatian dan dukungan Pemerintah Aceh untuk penegerian Unimus. Di Aceh, saat ini terdapat 107 perguruan tinggi swasta (PTS) yang terdiri dari 312 program studi, dengan jumlah mahasiswanya lebih dari 150 ribu. Dari 107 PTS tersebut, Universitas Almuslim memiliki jumlah mahasiswa terbanyak. Dalam 12 tahun keberadaannya, Almuslim juga telah mampu membangun sebuah kampus yang luas, besar, dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Jumlah mahasiswanya mencapai 14 ribu dan telah menghasilan lebih dari 6500 sarjana.

Dalam laporannya, Rektor Unimus secara singkat juga merefleksikan kembali ketokohan Ampon Chik Peusangan, sebagai seorang tokoh yang cukup berjasa mengubah wajah Aceh, baik dipenghujung era kolonialisme maupun diawal revolusi kemerdekaan Indonesia. “Jasa-jasanya patut kita kenang sebagai pelajaran yang tak ternilai harganya,”kata Amiruddin.

“Ketokohan Ampon Chiek hadir sebagai panutan dan memancarkan cahaya sebagai pembaharu. Ampon Chik Peusangan adalah seorang pejuang dan pendidik,”tambahnya.

Hal senada juga diutarakan Ketua Yayasan Almuslim, H Abdullah S. Sos. Menurutnya, banyak pelajaran yang dapat dipetik dari sosok Ampon Chiek Peusangan, diantaranya tekat beliau dalam membebaskan Aceh dari kemiskinan dan kebodohan yakni melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan. “Beliau menjadi lentera yang memancarkan cahaya akan kehausan ilmu masyarakat Aceh ketika itu,”kata Abdullah.

Tausiyah

 Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Yusni Saby MA mengatakan Maulid (kelahiran) Nabi Besar Muhammad SAW sungguh sarat dengan makna dan sejarah. “Rasul membawa missi dari Allah SWT dan menjadi pedoman ummat hingga akhir Zaman yaitu sebagai Rahmatan Lilalamin atau rahmat bagi semesta alam,” tutur mantan Rektor IAIN ini dalam Tausiyah singkatnya. Prof Yusni juga mengatakan, ketauladan Rasul diharapkan bisa menjadi panutan bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan dunia. []