BIRO ADMINISTRASI PIMPINAN SETDA ACEH

Jokowi Resmikan Bendungan Raksasa di Aceh Utara

Banda Aceh | 03/10/2015|Humas Aceh

Terbang dari Banda Aceh dengan pesawat CN-295, Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo tiba di Bandara Malikussaleh Aceh Utara, sekitar pukul 10.35 WIB. Mengenakan kemeja putih dan celana hitam, Jokowi didampingi Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Agus Kriswanto, Kapolda Aceh Brigjen Pol Husein Hamidi dan sang ibu negara Iriana Widodo yang tampil berhijab, dengan busana muslim berkerudung kombinasi merah.

Lawatan perdana Jokowi ke Tanah Rencong, Senin (9/3), mengikutsertakan sejumlah Menteri kabinet kerja, diantaranya Menko Maritim Indroyono Soesilo, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto , Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Mudjiadi.

Meresmikan Terminal Regasifikasi LNG Arun

Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah dalam sambutan singkatnya mengatakan, Aceh tidak asing lagi bagi Jokowi.“kami katakan tidak asing, sebab kami tahu pada akhir sekitar tahun 1986-1989 Bapak Presiden pernah bertugas di Serambi Mekkah ini, tepatnya di PT. KKA yang letaknya hanya beberapa kilometer dari tempat kita berada saat ini,”kata Gubernur.

“Bapak Presiden juga pernah ditugaskan di wilayah yang sekarang kita kenal dengan Kabupaten Bener Meriah. Mudah-mudahan kenangan itu masih melekat sehingga Aceh mendapat tempat khusus di hati Bapak presiden,” pungkas Doto Zaini, disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Zaini juga menyatakan harapannya agar Presiden Jokowi dapat membantu Aceh dengan menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan industri diujung barat Indonesia, terutama dalam menghadapi era perdagangan masyarakat Ekonomi ASEAN.

Kehadiran Presiden ke Blang Lancang Lhokseumawe adalah untuk meresmikan pengoperasian Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Arun. Peresmian pengoperasian LNG Pertamina Arun itu dilakukan dengan penekanan tombol sirine dan penandatangan prasasasti. Terminal tersebut dikelola oleh PT Perta Arun Gas yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina Gas (Pertagas).

“Pengoperasian terminal ini akan memberi efisiensi yang besar sekali buat Pertamina,” kata Presiden Jokowi, yang turut didampingi Dirut Pertamina Dwi Sutjipto dan Dirut PT Perta Arun Gas Teuku Khaidir.  Terhadap sejumlah harapan dan permintaan dari Gubernur Aceh, ia akan meresponnya dengan baik dan bertekat untuk memajukan dan mensejahterakan rakyat d bumi Serambi Mekkah ini.

Dirut Pertamina, Dwi Soetjipto menuturkan kebutuhan gas saat ini meningkat sekitar 5,2 persen per tahun, padahal pasokan masih defisit baik di pulau Jawa dan Sumatera karena keterbatasan infrastruktur. “Untuk memenuhi kebutuhan itu Pertamina melakukan sejumlah strategi termasuk pembangunan terminal berkapasitas 400 juta kaki kubik,” katanya. Menurut Soetjipto, terminal tersebut merupakan revitalisasi sarana terkait pengelolaan gas oleh Gas Arun. Harapannya, kebutuhan gas di wilayah Sumut dan Aceh dapat terpenuhi termasuk untuk mengatasi krisis listrik.

Menuju Paya Bakong, lokasi pembangunan waduk raksasa

Sekitar pukul 13.00 Wib, melalui transportasi darat, Jokowi bergerak ke pedalaman Aceh Utara, menuju lokasi pembangunan mega proyek bendungan Keureuto di Blang Pante Paya Bakong.

Perjalanan yang diiringi sekitar 200 unit kenderaan ini memakan waktu hingga dua jam, karena kondisi jalan yang tidak mulus ditambah lagi dengan aksi blusukan mantan Gubernur DKI itu yang tiba tiba saja berhenti membagikan buku pelajaran kepada pelajar dan warga yang melambaikan tangan kepadanya di sepanjang perjalanan.

Panitia penyambutan telah mempersiapkan jadwal makan siang Presiden di sebuah warung kampung di gampong Parang Sikureueng, Aceh Utara. Namun, Jokowi ‘blusukan’ dan turun sebentar. Usai membagikan buku sekitar 10 menit, Presiden tidak langsung santap siang, dia malah melanjutkan perjalanan untuk mencari masjid karena waktu zuhur telah tiba. Rombongan yang semula akan makan di warung itu, bergegas mengikuti Jokowi meninggalkan menu yang dihidangkan ala tradisional tersebut.

Sekitar tiga ratus meter perjalanan, mobil RI-1 langsung berhenti setelah menjumpai Masjid Baitul Muhabbah, Seuriweuek, Kecamatan Matang Kuli, Aceh Utara, di sisi kanan jalan. Saat tiba di pekarangan masjid, Jokowi duduk di tangga teras membuka sepatu menggantinya dengan sandal lalu bergegas membuang air kecil, dalam toilet berkontruksi setengah terbuka.

Kemudian Presiden mengambil air wudhu di bak wudhu tradisional (kulah) yang banyak dijumpai di masjid-masjid di Aceh. Ia didampingi Gubernur Zaini, Karo Umum Setda Aceh T Aznal Zahari dan anggota paspampres.  Jokowi bertindak sebagai imam shalat, sementara Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Agus Kriswanto, Kapolda Aceh Brigjen Pol Husein Hamidi beserta rombongan lainnya berdiri di shaf pertama sebagai makmum.

RI 1 Tiba, Meresmikan dimulainya Pembangunan Bendungan Keureto

Pembangunan bendungan Keureuto diharapkan dapat mereduksi debit banjir. Bendungan ini juga berfungsi untuk penyediaan air irigasi seluas 9.420 hektar, air baku dengan kapasitas 500 liter per detik, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 6,34 megawatt. Waduk ini juga berfungsi sebagai kawasan konservasi untuk Aceh Utara.

Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah meyakini dengan hadirnya bendungan ini, dapat mengatasi berbagai masalah sosial yang kerap dialami masyarakat selama ini. Tidak hanya itu, keberadaan bendungan ini, kata Gubernur, juga sangat berarti bagi pembangunan ekonomi dan ketersediaan energi listrik di Aceh Utara.

“Terimakasih atas kesediaan Bapak Presiden Jokowi yang berkenan meresmikan pembangunan bendungan ini. Pekerjaan raksasa ini, insya Allah akan membebaskan mereka dari penderitaan banjir tahunan, memastikan indeks tanam padi dan palawija mereka tercapai dengan penuh, menjamin ketersediaan air baku yang sehat untuk rumah tangga, dan merasakan jaminan pasokan listrik yang akan berlanjut sepanjang waktu,” kata Zaini Abdullah mengawali sambutannya. Acara berlangsung sekitar pukul 15.30WIB.

“Sekalipun kawasan Aceh utara dan khususnya tempat kita berdiri hari ini dibawahnya pernah terdapat lumbung gas terbesar tetapi belum dapat memberikan kesejahteraan yang berarti terhadap mareka yang tinggal diatasnya. Apa yang kita lakukan hari ini adalah bukti nyata bahwa komitment Pemerintah pusat dan pemerintah Aceh untuk mempercepat kesejahteraan rakyat tidak pernah dan tidak akan pernah berhenti,” imbuh Doto Zaini, sapaan akrab Gubernur Aceh, Zaini Abdullah.

Sungai Krueng Keureuto tergolong cukup besar dengan luas area tangkapan air mencapai 916 km2 dan memiliki 6 (enam) anak sungai yang membelah wilayah Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bener Meriah, sebelum akhirnya bermuara ke Selat Malaka.

Selain waduk Keureuto, kata Gubernur, masih ada sejumlah waduk waduk lain di Aceh seperti Jambo Air, Peudada, Tiro Pidie yang sangat ini sedang dalam proses perencanaan dan pembebasan lahan. Gubenur Zaini berharap, Pemerintah pusat dapat mempercepat realisasi pembangunan waduk waduk tersebut sehingga swasembada pangan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan wilayah akan segera terwujud.

Jokowi: Pemerintah Pusat Serius Bangun Aceh

Presiden Joko Widodo mengatakan, pembangunan bendungan yangmenelan dana sekitar Rp 1,7 triliun ini merupakan bagian dari sekian proyek infrastruktur nasional. Mega proyek Bendungan Keuretoe ini, menurutnya akan selesai 4 tahun kemudian.

“Insya Allah nanti pembangunannya bisa tepat waktu, dan bisa mengairi sawah rakyat yang luas, dan juga bisa mengendalikan banjir. Ini adalah sebuah bendungan multi fungsi. Saya titip, nanti kalau sudah jadi, mohon dirawat dengan baik,” tandasnya.

Presiden Jokowi juga menegaskan keseriusan Pemerintah pusat dalam  membangun dan memajukan Aceh, termasuk membangun jalan, rel kereta api dan memperluas areal bandara  dan runway di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. “Pemerintah Pusat kini sedang senang-senangnya membangun Aceh,” ujar Jokowi, disambut tepuk tangan hadiran ratusan undangan.

Presiden juga menyeru, agar menjaga hutan dengan baik dan segera menghentikan penebangan pohon yang dampaknya sangat merusak lingkungan. “kalau dijawa, hampir semua sungai airnya sudah coklat, disini Alhamdulillah air sungainya masih jernih, bersih. Ini artinya hutan disini belum dibabat, mohon dijaga terus,”imbuh Jokowi. []