Banda Aceh | 12/18/2014 | Banda Aceh [Humas Aceh] – Seketaris Daerah (Sekda) Aceh Drs Dermawan MM menekankan, Keberadaan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Pemerintah Aceh, bukan sekedar organisasi wanita yang menopang keberhasilan tugas suami, tapi juga harus mampu menjadi motor penggerak bagi organisasi-organisasi wanita lainnya.
Hal tersebut disampaikan oleh pria yang juga menjabat sebagai Penasihat DWP Aceh itu dalam sambutan singkatnya yang dibacakan oleh asisten II Setda Aceh, Kahar Muzakar A Ghani, pada peringatan Hari Ulang Tahun ke 15 ini DWP Aceh yang dirangkai dengan Musyawarah Daerah organisasi yang telah berdiri sejak 15 tahun lalu itu, Kamis, (18/12/2014).
Dermawan menekankan, pada era keterbukaan seperti saat ini, DWP dituntut untuk melakukan refleksi dan evaluasi, pada seluruh program yang telah dilaksanakan selama beberapa tahun terakhir. Sesuai dengan peran dan pengabdian DWP terhadap keluarga besarnya dan kepada masyarakat Aceh secara umum.
“Dengan evaluasi dan refleksi itu, kita berharap akan muncul tekad yang baru untuk melakukan perbaikan guna meningkatkan hal-hal yang dirasa belum maksimal dilaksanakan,” terang Sekda.
Dari evaluasi tersebut, lanjut Sekda, setidaknya ada tiga hal yang perlu menjadi pertanyaan bersama. Pertama, adalah bagaimana DWP Aceh dapat meningkatkan perannya yang lebih konstruktif kepada anggotanya. Kedua, bagaimana DWP Aceh dapat berkontribusi dalam melindungi, memberdayakan dan memajukan kaum perempuan di daerah ini. Dan yang ketiga, bagaimana peran Dharma Wanita Persatuan Aceh dalam pembangunan secara menyeluruh.
“Saya mencoba mengelaborasi masing-masing dari tiga hal yang saya sebutkan tadi. Yang pertama, peran Dharma Wanita Persatuan Aceh terhadap keluarga besarnya. Untuk menjawab ini, perlu kita melihat kembali latar belakang berdirinya organisasi ini 15 tahun silam,” ujar Dermawan.
Sebagaimana diketahui, Salah satu tujuan berdirinya DWP adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Bukan sebatas kesejahteraan dari sisi material, tetapi juga dinilai dari pengetahuan, wawasan, dan keterampilan para anggota DWP.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh pengurus DWP Aceh untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Hal ini, lanjut Sekda, merupakan salah satu poin penting yang harus menjadi renungan bersama pada HUT tahun ini.
“Peran kedua adalah apa yang dapat disumbangkan oleh DWP Aceh terhadap kaum perempuan di daerah ini. Perlu juga kita pahami, pemberdayaan perempuan tidak hanya dalam konteks peran lembaga mendorong aktivitas perempuan, tapi juga bagaimana membangun kepercayaan diri di kalangan perempuan, sehingga ia memiliki keberanian berkompetisi dalam berbagai kesempatan di daerah ini.”
Tak dapat dipungkiri, masih banyak kondisi kaum perempuan di Aceh yang memprihatinkan. Tingkat kekerasan terhadap perempuan masih relatif tinggi. Dalam kondisi seperti itu, dapat disimpulkan bahwa perempuan Aceh masih perlu mendapat perhatian dengan sungguh-sungguh, demi menjaga dan meningkatkan harkat martabat dan kesejahteraan kaum perempuan.
Untuk mengubah kondisi seperti itu, Sekda berpesan agar DWP membuat suatu gerakan bersama, gerakan yang secara konseptual diejawantahkan pada program-program kerja DWP. Selain itu harus juga dilakukan upaya-upaya yang tepat, terarah dan berkelanjutan. Perlindungan perempuan dari kekerasan dan kejahatan merupakan hal penting yang harus terus disuarakan.
Peran ketiga, DWP yang disampaikan oleh Sekda adalah tentang pemberdayaan. Dalam konteks ini, hal yang perlu dilakukan adalah upaya untuk memajukan dan mengembangkan aktivitas perempuan Aceh melalui penguatan dari sisi power, sehingga perempuan Aceh memiliki posisi yang baik pada bidang politik, ekonomi dan sosial.
“Barangkali ada yang menganggap berlebihan jika menempatkan DWP Aceh dalam konteks melaksanakan tiga hal yang saya sebutkan tadi. Tapi percayalah, dengan keseriusan dan kebersamaan, DWP akan mampu mengemban tugas ini.”
Sekda Aceh selaku selaku penasihat DWP Aceh juga menyampaikan rasa optimisnya akan kinerja DWP,mengingat selama 15 tahun organisasi ini eksis di Provinsi Aceh, sudah banyak hal yang dilakukan, baik bersama-sama dengan masyarakat maupun dalam membantu program-program pemerintahan.
“Meski demikian, kita juga harus memahami, ada banyak hal ke depan yang berpotensi untuk terus kita kembangkan. Semoga DWP dapat berperan serta dalam upaya mendorong tercapainya pembangunan Aceh yang lebih baik di masa depan.” pungkas Drs Dermawan MM.
Kegiatan yang mengangkat tema “ DWP Tanggung Jawab Kita Semua: Tantangan Perempuan di Era Globalisasi” ini disisi dengan pertunjukan seni, diantaranya Tari Likok Pulo dan paduan suara yang dipersembahkan oleh anggota DWP Aceh.
Punxak peringatan HUT DWP Aceh ke-15 juga ditanda dengan pemotongan Tumpeng oleh Ketua DWP Aceh Syamsiarni Dermawan, yang disaksikan oleh Asisten III Setda Aceh, Perwakilan Persit Kartika Candra Kirana, Bhayangkari, Dharma Yukti Karini dan Adhyaksa Dharma Karini.
Siang ini kegiatan yang dipusatkan di Aula SMK Aceh itu, akan dilanjutkan dengan Musyawarah Daerah DWP Aceh yang dihadiri oleh seluruh pengurus DWP kabupaten/kota se-Aceh.