Banda Aceh |08/25/2014|
Banda Aceh [Humas Aceh] – GUBERNUR Aceh Zaini Abdullah menutup lomba pacuan kuda tradisional di Takengon, Aceh Tengah, Minggu 24 Agustus 2014.
Lomba pacuan kuda itu diikuti 318 kuda yang berasal dari tiga kabupaten di wilayah tengah Aceh yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues. Lomba dibuat di Lapangan Blang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah. Lomba ini merupakan rangkaian dari HUT RI ke-69.
Pantauan ATJEHPOST.co kemarin sore, ribuan warga setempat maupun wisatawan dari daerah lain memadati arena pacuan. Meski sempat diguyur hujan tak menyurutkan semangat penonton yang terdiri dari remaja, orang tua dan anak-anak.
Gubernur Zaini dalam sambutannya mengatakan, sangat gembira dengan antusias masyarakat dalam mengikuti lomba tersebut. Tradisi itu menurutnya harus terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda di daerah itu.
“Dengan adanya kegiatan tahunan seperti ini juga menjadi ajang silaturrahmi antar kabupaten yang ada di wilayah Gayo khususnya. Dalam hal ini kita jangan melihat dari sisi siapa yang menang atau kalah dalam perlombaan itu sendiri, namum yang sangat terpenting adalah nilai kesatuan dan kekompakan dalam memeriahkan HUT RI dan tradisinya,” kata Zaini Abdullah.
Ke depan diharapkan muncul bibit-bibit muda yang mampu membawa tradisi itu hingga ke luar daerah.
“Kita mengharapkan ketika ada ajang besar pancuan kuda di tingkat nasional maka nantinya siap untuk bersaing di luar daerah,” katanya.[]
GUBERNUR Aceh Zaini Abdullah menutup lomba pacuan kuda tradisional di Takengon, Aceh Tengah, Minggu 24 Agustus 2014.
Lomba pacuan kuda itu diikuti 318 kuda yang berasal dari tiga kabupaten di wilayah tengah Aceh yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues. Lomba dibuat di Lapangan Blang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah. Lomba ini merupakan rangkaian dari HUT RI ke-69.
Pantauan ATJEHPOST.co kemarin sore, ribuan warga setempat maupun wisatawan dari daerah lain memadati arena pacuan. Meski sempat diguyur hujan tak menyurutkan semangat penonton yang terdiri dari remaja, orang tua dan anak-anak.
Gubernur Zaini dalam sambutannya mengatakan, sangat gembira dengan antusias masyarakat dalam mengikuti lomba tersebut. Tradisi itu menurutnya harus terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda di daerah itu.
“Dengan adanya kegiatan tahunan seperti ini juga menjadi ajang silaturrahmi antar kabupaten yang ada di wilayah Gayo khususnya. Dalam hal ini kita jangan melihat dari sisi siapa yang menang atau kalah dalam perlombaan itu sendiri, namum yang sangat terpenting adalah nilai kesatuan dan kekompakan dalam memeriahkan HUT RI dan tradisinya,” kata Zaini Abdullah.
Ke depan diharapkan muncul bibit-bibit muda yang mampu membawa tradisi itu hingga ke luar daerah.
“Kita mengharapkan ketika ada ajang besar pancuan kuda di tingkat nasional maka nantinya siap untuk bersaing di luar daerah,” katanya.[]
– See more at: http://atjehpost.co/articles/read/9995/Gubernur-Minta-Tradisi-Pacuan-Kuda-di-Gayo-Terus-Dilestarikan#sthash.805vcmza.dpuf
GUBERNUR Aceh Zaini Abdullah menutup lomba pacuan kuda tradisional di Takengon, Aceh Tengah, Minggu 24 Agustus 2014.
Lomba pacuan kuda itu diikuti 318 kuda yang berasal dari tiga kabupaten di wilayah tengah Aceh yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues. Lomba dibuat di Lapangan Blang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah. Lomba ini merupakan rangkaian dari HUT RI ke-69.
Pantauan ATJEHPOST.co kemarin sore, ribuan warga setempat maupun wisatawan dari daerah lain memadati arena pacuan. Meski sempat diguyur hujan tak menyurutkan semangat penonton yang terdiri dari remaja, orang tua dan anak-anak.
Gubernur Zaini dalam sambutannya mengatakan, sangat gembira dengan antusias masyarakat dalam mengikuti lomba tersebut. Tradisi itu menurutnya harus terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda di daerah itu.
“Dengan adanya kegiatan tahunan seperti ini juga menjadi ajang silaturrahmi antar kabupaten yang ada di wilayah Gayo khususnya. Dalam hal ini kita jangan melihat dari sisi siapa yang menang atau kalah dalam perlombaan itu sendiri, namum yang sangat terpenting adalah nilai kesatuan dan kekompakan dalam memeriahkan HUT RI dan tradisinya,” kata Zaini Abdullah.
Ke depan diharapkan muncul bibit-bibit muda yang mampu membawa tradisi itu hingga ke luar daerah.
“Kita mengharapkan ketika ada ajang besar pancuan kuda di tingkat nasional maka nantinya siap untuk bersaing di luar daerah,” katanya.[]
– See more at: http://atjehpost.co/articles/read/9995/Gubernur-Minta-Tradisi-Pacuan-Kuda-di-Gayo-Terus-Dilestarikan#sthash.805vcmza.dpuf