Home / LINTAS ACEH / Gubernur Zaini Buka Seminar HUDA

Gubernur Zaini Buka Seminar HUDA

Banda Aceh | 10/27/2014

  • Zaini Abdullah: Ulama dan umara bagaikan sekeping mata uang

Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah, menghadiri sekaligus membuka acara Wokshop (seminar) dan Pelantikan Pengurus Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Wilayah Pidie Jaya, di Ma’had Darul Munawarrah Kuta Krueng Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya.

Kehadiran Gubernur Zaini, yang didampingi Kapolda Aceh Irjen Pol H Husein Hamidi dan Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Agus Kriswanto, disambut oleh ulama karismatik Aceh, Tgk Haji Usman (Abu Kuta Krueng) yang kemudian di Peusijuek di Dayah tersebut. Hadir juga menyambut kedatangan Gubernur yaitu Bupati Pidie Jaya Aiyub Abbas, Waled Nurzahri, Tgk. Bulkhaini Tanjungan, Tgk HM Yusuf A Wahab (Tu Sop),  Tgk. H. Anwar Usman, HM Nurhasballah, Tgk Abdulhadi, Waled Munir Kiran,Muspida Pidie Jaya, puluhan ulama Pidie Jaya dan ratusan santri Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng.

Sedangkan pejabat lingkup Pemerintah Aceh yang turut hadir yaitu Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh Dr Mahyuzar, Karo Umum Setda Aceh T Aznal Zahari, pejabat Biro Humas Setda Aceh Masrimin MM, Kadis Syariat Islam Aceh Prof H Syahrizal Abbas, Kaban Kesbangpol dan Linmas Aceh Nasir Zalba dan Kepala Badan Pendidikan Dayah Aceh H Bustami Usman.

Ketua Penyelenggara, Tgk Wani Daudsyah MA melaporkan, rangkaian acara ini terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu Pembukaan dilanjutkan dgn workshop, pelantikan pengurus HUDA dan Raker Pengurus baru HUDA Pidie Jaya periode 2014 – 2019.

“Atas kehadiran dan kesediaan Bapak Gubernur H Zaini Abdullah membuka acara ini, kami ucapkan terimakasih,” kata Tgk. Wani.  Ia juga menjelaskan, Wokshop yang bertemakan “Peran ulama sebagai mitra Pemerintah dalam penegakan Syariat Islam di Aceh secara Kaffah” ini akan diisi oleh Kadis Syariat Islam Aceh Prof. H Syahrizal Abbas dan Tgk. HM Yusuf A Wahab (Ayah Sop Jeunieb), pimpinan Dayah Babussalam Jeunib. “Wokshop, nantinya akan dipandu oleh moderator Dr Tgk Muntasir A Kadir MA, Ketua STAI Al-Aziziyah Samalanga,” jelas Tgk Wani.

Menurut Zaini Abdullah, kegiatan seminar dan pelantikan pengurus Himpunan Ulama Dayah (HUDA) Wilayah Pidie Jaya yang diselenggarakan pada hari ini, memiliki arti penting tidak hanya bagi ulama dayah di Pidie Jaya, tetapi juga bagi masyarakat dan Pemerintah Aceh. “Seminar ini diharapkan dapat menghasilkan kontribusi pemikiran, saran dan rekomendasi kongkrit  yang berguna bagi masyarakat dan Pemerintah Aceh dalam menjalankan pembangunan,”kata Gubernur Zaini, di Meureudu, Pidie Jaya, Senin (27/10/2014).

Dikatakan Zaini, keberadaan HUDAakan sangat bermakna,ketika himpunan ini dapat berfungsi sebagai mitra dan sekaligus tempat konsultasi bagi Pemerintah dalam menata pembangunan masyarakat Aceh yang lebih adil, sejahtera, mandiri dan bermartabat.

“Ulama menduduki posisi penting dalam masyarakat Aceh dan umat Islam. Ulama tidak hanya sebagai figur ilmuwan yang menguasai dan memahami ajaran agama Islam, tetapi juga sebagai penggerak, motivator dan dinamisator masyarakat ke arah yang lebih baik,”tandasnya.

“Ulama selalu menjadi teladan dan panutan umat. Ucapannya menjadi pegangan dan pedoman masyarakat. Ulama adalah pelita umat, karena ia memiliki ke’aliman  dan memiliki karisma terhormat dalam masyarakat Aceh,” imbuh Gubernur Zaini.

Lebih lanjut Gubernur mengatakan, peran ulama di era modern ini bukan hanya pada aspek ibadah mahdhah, memberikan fatwa atau berdoa saja, tetapi juga memberi kontribusi dalam berbagai bidang pembangunan masyarakat seperti bidang politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan lain-lain yang sesuai dengan ajaran Islam.

Tuntutan masyarakat yang cukup kompleks, sebut Zaini, mengharuskan para ulama meningkatkan  kapasitas diri, tidak hanya dalam studi-studi keagamaan klasik (at-turas al-islamiyah), tetapi juga memiliki kemampuan yang cukup memadai dalam memahami dan menyelesaikan problematika sosial keagamaan pada masyarakat modern. “Bila para ulama di abad modern memiliki kemampuan seperti ini, maka akan mampu mengambalikan citra ulama sebagai waratsatul anbiya’i, yaitu ahli waris para Nabi,” pungkasnya.

Dalam kontek sejarah Aceh, ungkap Doto Zaini, ulama dan umara itu bagaikan sekeping mata uang yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.  Ia juga mengajak para Ulama Dayah untuk mengambil peran dalam memimpin Aceh. “Lon akan lon piyoeh bak akhir periode nyoe. Lon akan mengakhiri Pemerintah nyoe beugot. Beuna manfaat bagi rakyat Aceh,”kata Zaini Abdullah.

Dihadapan ratusan teungku dan abu ulama dayah, Gubernur juga kembali menyatakantekatnya untuk memperjuangkan realisasi MoU Helsinki dan turunan UUPA, sebab untuk membangun Aceh harus memiliki alat berupa undang-undang dan berbagai aturan lainnya. “Dalam sisa 2,5 tahun lagi pemerintah saya, ulama harus bersatu dengan umara. Dan saya siap untuk diajak diskusi apapun dengan ulama Aceh. Kedepan perlu generasi bermental baik, dan berakhlak mulia yang memimpin  Aceh yaitu orang yang berhati ikhlas bukan orang yang suka memperkaya diri, dan berpoya-poya,” tutup dokter lulusan USU ini. []

Check Also

Ramadhan Mempererat Ukhuwah dan Menguatkan Tekad Membangun Daerah

BANDA ACEH – Ramadhan merupakan momentum yang sangat tepat untuk mempererat ukhuwah serta meneguhkan tekad …