Home / KESEHATAN / Masyarakat Aceh Doakan WNI yang Dipulangkan dari China

Masyarakat Aceh Doakan WNI yang Dipulangkan dari China

Banda Aceh –  Masyarakat Aceh larut dalam doa dan zikir bersama, mendoakan ratusan Warga Negara Indonesia yang baru saja dipulangkan dari China, di Masjid Raya Baiturrahman, Selasa 04/02 malam. Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan zikir dan doa tersebut dilaksanakan sebagai wujud dukungan spiritual masyarakat Aceh kepada masyarakat dunia, Indonesia dan khususnya mahasiswa Aceh di China.

“Banyak mahasiswa Aceh yang berada di Wuhan China pada saat merebaknya virus corona,” kata Nova Iriansyah. “Rakyat Aceh sebagai bagian dari komunitas internasional,  menyampaikan keprihatinan mendalam atas bencana kemanusiaan akibat virus corona yang terjadi di Wuhan yang sampai saat ini telah menewaskan lebih dari 400 jiwa.”

Virus corona telah membuat banyak negara melakukan berbagai upaya pencegahan agar virus tersebut tidak terinfeksi secara massif. Sangking berbahayanya virus ini, badan kesehatan dunia (WHO) telah mengumumkan situasi darurat kesehatan global terkait mewabahnya virus corona dari Wuhan.

Aceh menjadi provinsi pertama di Indonesia  yang memberikan respon cepat terhadap dampak yang muncul dari virus corona. “Respon kita sangat beralasan, banyak warga Aceh yang sedang menetap di beberapa kota di China dan sebagian besar mereka adalah mahasiswa yang sedang menuntut ilmu,” kata Nova.

Karena itu, lanjut Nova, Pemerintah Aceh punya tanggung jawab besar  untuk menjamin keberadaan dan keberlangsungan hidup warganya di China. Sejak virus ini teridentifikasi, pemerintah Aceh telah melakukan penanganan serius terutama bagi warga dan mahasiswa yang masih berada di Wuhan dan beberapa kota lainnya di China maupun yang sudah kembali ke tanah air.

Di tanah air, Pemerintah Aceh membentuk posko  informasi di Banda Aceh dan Jakarta, serta menetapkan rumah sakit rujukan. Sementara bagi mereka yang masih berada di China, pemerintah mengirimkan biaya logistik kepada mahasiswa Aceh dan juga memfasilitasi kepulangan mereka. Semua itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan dukungan pemerintah Aceh untuk keselamatan warganya di perantauan.

Nova menvai, bencana kemanusiaan yang terjadi di Wuhan harus membuat kesadaran agar masyarakat Aceh meningkat sehingga dapat membangun kesiagaan dalam menghadapi berbagai bencana baik secara langsung yang kerap terjadi di negeri ini maupun ancaman tidak langsung seperti dampak penyebaran virus corona.

Sebagai muslim, kata Nova, sandaran vertikal dalam membangun kesiagaan bencana itu adalah dengan meminta ampun dan bertaubat kepada Allah atas dosa dan kesalahan. “Hal itu adalah jalan satu-satunya agar Allah memberikan keselamatan dan menurunkan keberkahan kepada kita,” kata dia.

Nova berharap, seluruh masyarakat Aceh dapat mengambil pelajaran dari setiap bencana termasuk bencana virus corona, agar dapat membentuk kesadaran teologis kita bahwa Allah akan membuka pintu keberkahan dari langit dan bumi ketika penduduk suatu negeri semua beriman dan bertaqwa.

“Di samping itu melalui doa bersama pada malam ini saya menghimbau agar kita terus bermuhasabah (Introspeksi diri) sehingga kemudian akan berdampak bagi perubahan mentalitas dan karakter kita ke arah yang lebih baik,” kata Nova.

Sementara itu Pimpinan Dayah Babul Maghfirah Cot Keueng, Ustadz Masrul Aidi, dalam tausiahnya mengatakan perumpamaan dari muslim yang beriman adalah ikut merasakan apa yang dirasakan mereka yang terdampak dari sebuah kejadian (musibah). Salah satu cara yang dapat dilakukan seorang muslim adalah menyampaikan doa dan zikir memohon kepada Allah agar musibah tersebut diangkat Allah dari muka bumi.

“Salah satu upaya dan senjata kita adalah doa. Doa adalah senjata orang beriman, doa dapat menolak bala,” kata Ustadz Masrul Aidi.

Masrul Aidi menyebutkan sikap sigap Plt Gubernur Nova Iriansyah merupakan sebuah kepedulian layaknya orang tua kepada anak yang menghendaki anaknya segera pulang dan bisa segera untuk dipeluk. Namun demikian, agama melarang mereka yang baru keluar dari daerah yang terkena wabah untuk berbaur dengan warga dari tempat lain. Salah satu tuntunan agama adalah mengkarantina mereka hingga dipastikan mereka bebas dari segala wabah penyakit.

Masrul Aidi menyampaikan kisah Saidina Umar. Pada suatu waktu, Umar melakukan perjalanan dinas ke negeri Syam bersama sahabat nabi yang lain Abdurrahman bin Auf. Dalam perjalanan Umar mendengar Syam sedang dilanda wabah, lantas beliau mengajak rombongan untuk kembali. Abdurrahman bin Auf kemudian menggugat keputusan Umar tersebut: Apa anda hendak lari dari taqdir Allah. ‘Iya. Saya sedang lari dari kehendak Allah kepada kehendak Allah yang lain,’ kata Umar.

“Karena itulah kemudian berlaku sikap karantina seperti sekarang. Islam yang pertama mengajarkan karantina,” ujar Ustadz Masrul Aidi.

Zikir dan doa bersama sebagai wujud dukungan bagi warga Indonesia di China itu dipimpin langsung Pimpinan Majelis Zikir Mujiburrahman, Tgk. Asy’ari.  []

Check Also

Penjabat Gubernur Ajak Keuchik Selesaikan Stunting di Aceh

BANDA ACEH – Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengajak seluruh Keuchik di Aceh untuk terlibat …