Banda
Aceh- Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengajak semua elemen
masyarakat untuk mendukung dan melestarikan Tarian Saman serta menjadikannya
sebagai karya budaya bangsa yang bernilai seni.
“Khususnya (pelestarian saman) untuk
industri kreatif dan kepariwisataan, tentunya untuk mewujudkan Aceh
Hebat,” kata Plt Gubernur melalui pesan video yang ditampilkan saat
pembukaan seminar nasional Budaya Saman, di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Senin,
(23/9) malam.
Plt Gubernur juga menyambut baik event yang
digelar oleh Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh itu. Sebab, kegiatan
tersebut sangat mendukung upaya pelestarian budaya bangsa.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin,
mengatakan bahwa pemerintah Aceh sendiri telah melakukan sejumlah kegiatan
dalam rangka melestarikan tari saman. Di antaranya, pada tahun 2014 menggelar
festival tari saman tingkat sekolah di Aceh. Kemudian pada tahun 2015,
menggelar 10.000 penari saman di Gayo Lues. Tarian tersebut telah memecahkan
rekor MURI Indonesia.
“Selanjutnya, sejak tahun 2016 tari saman
telah menjadi tampilan penting pada acara resmi pemerintah Aceh. Selain
itu, tari saman juga menjadi event penting pada Gayo Alas Mountain
Internasional Festival tahun 2018,” kata Jamaluddin.
Sementara itu, Staf Ahli Mendikbud Republik
Indonesia Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta, mengatakan seminar
nasional budaya saman itu merupakan program platform Indonesiana untuk mendukung
kemajuan kebudayaan serta menggerakkan masyarakat melestarikan dan memanfaatkan
budaya sebagai ruh pembangunan.
“Nilai kemanusiaan itu ada di dalam budaya,
karena itu budaya adalah ekspresi untuk memanusiakan manusia,” kata
Ananto.
Tari Saman, kata Ananto, kini bukan hanya milik
budaya Aceh ataupun Indonesia saja. Namun, telah menjadi milik warisan budaya
dunia berdasarkan pengakuan dari UNESCO.
“Ini menandakan nilai yang dikandung dalam
tarian saman menjadi pencerah dunia,” ujar Ananto.
Menurutnya, tari saman memiliki kandungan pesan
religi yang sangat dahsyat. Selain itu, lanjut dia, saman juga sangatlah
eksotik. Di mana dalam setiap gerakannya terdapat perpaduan suara dan
paduan musik yang lahir dari tepukan gerakannya.
“Tidak ada di dunia ini sebuah tarian dan
juga menyanyi yang semuanya berasal dari tubuhnya sendiri, saya setuju hanya
ada di tari saman,” tutur Ananto.
Kemudian, lanjutnya, tari saman juga memiliki
nilai heroik. Di mana ada semangat perjuangan di dalamnya, sehingga dalam sejarah
tari saman pernah dilarang oleh penjajah Belanda.
“Saya rasa seminar ini adalah tempat kita
memberikan kontribusi tentang peta jalannya saman ke depan dan saman seperti
apa yang akan kita lihat 30 tahun ke depan sebagai pencerah masyarakat
dunia,” ujar Ananto.
Kepala BPNB Aceh, Irini Wanti, mengatakan
seminar nasioanl budaya saman tersebut bertujuan sebagai upaya pelestarian
budaya tari saman. Kegiatan itu, kata dia, juga diharapkan dapat melahirkan
sejumlah kebijakan baru tentang pengelolaan pelestarian tari saman di masa
depan.
Selain itu, lanjut Wanti, seminar itu juga
bertujuan untuk menerima masukan demi mewujudkan dan mengemas saman menjadi
seni pertunjukan yang mendunia. “Kita juga mendorong saman menjadi
industri kreatif di Indonesia,” tuturnya.
Seminar budaya saman itu akan berlangsung sampai
tanggal 24 September 2019.
Check Also
Dilepas Pj Gubernur, Pawai Takbir Idul Fitri Berlangsung Meriah
》Shalat Ied Dipindahkan ke Masjid Raya BANDA ACEH – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Bustami Hamzah, …