Home / Berita Terbaru / Gubernur: Hari Menanam Pohon Bukan Seremonial Semata

Gubernur: Hari Menanam Pohon Bukan Seremonial Semata

Banda Aceh, 20-11-2015 | Humas Aceh

Banda Aceh – Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah meminta agar seluruh elemen masyarakat tidak menganggap Gerakan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional sebagai sebuah kegiatan seremonial semata, namun justru menjadikannya sebagai sebuah semangat bersama untuk menjaga dan melestarikan hutan.

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur dihadapan seluruh hadirin yang memadati lokasi acara Gerakan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional, yang dipusatkan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Lampulo.

“Selama ini telah banyak kita lakukan kegiatan seperti ini. Yang perlu saya tekankan disini adalah, jangan menganggap kegiatan ini sebagai sebuah seremonial belaka. Mari jadikan kegiatan hari ini sebagai sarana mengumpulkan semangat bersama untuk menjaga kelestarian hutan Aceh,” ajak Gubernur.

Pria yang akrab disapa Doto Zaini itu menjelasakan, dipilihnya PPI Lampulo sebagai lokasi kegiatan Gerakan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional, agar kawasan tersebut tertata rapi dan dipenuhi suasana hijau agar nyaman untuk dikunjungi.

Sebagaimana diketahui, pada tanggal 13 Desember, kawasan Lampulo akan menjadi lokasi puncak acara Perayaan Hari Nusantara Nasional tahun 2015.

“Insya Allah acara itu akan dihadiri oleh Bapak Presiden Jokowi. Oleh sebab itu, penghijauan yang kita lakukan di kawasan ini, selain untuk mewujudkan Kota Banda Aceh sebagai Green City, kita juga berharap dapat menjadikan kawasan Lampulo ini sebagai tempat yang nyaman untuk pelaksaan puncak Hari Nusantara Nasional nantinya.”

Mari Jaga Hutan Kita

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian hutan, karena sebagai sebuah ekosistem, hutan memiliki fungsi yang sangat penting bagi manusia dan lingkungan.

“Hutan tidak hanya merupakan sumber kebutuhan pangan dan energi, tapi juga tempat konservasi keanekaragaman hayati dan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Sayangnya, kerusakan hutan masih terus terjadi,” sesal Doto Zaini.

Gubernur menambahkan, kondisi tersebut diperparah lagi dengan maraknya aksi pembakaran yang menyebabkan bencana asap di Indonesia. Kondisi hutan Aceh juga tidak luput dari kerusakan. Menurut Gubernur, butuh komitmen dan aksi nyata dari seluruh eleman masyarakat agar kerusakan hutan Aceh dapat dicegah demi kelestarian ekosistem hutan.

“Mari bersama-sama mengintrospeksi diri, jangan sampai kita menjadi mahluk yang kejam terhadap mahluk yang lain. Yang lebih parah lagi, jangan sampai kita menjadi Pagar Makan Tanaman.”

Pagar makan tanaman yang dimaksud oleh Gubernur adalah karena maraknya aksi pembalakan liar, padahal selama ini Pemerintah telah banyak melakukan perekrutan sejumlah Polisi Hutan (Polhut).

Selama ini kita telah banyak merekrut Polhut, namun yang terjadi justru semakin banyak pula luasan hutan yang terdegradasi. Oknum-oknum Polhut ini bekerjasama dengan oknum tentara dan oknum polisi untuk menebang pohon demi keuntungan sesaat mereka semata tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkannya.

Doto Zaini mencontohkan beberapa kasus bencana alam seperti banjir dan air bah serta beberapa bencana lain di Aceh. Hal tersebut menurut Gubernur merupakan akibat dari ulah segelintir orang yang hanya memikirkan keuntungan sesaat dengan menebang hutan, namun akibatnya justru dirasakan oleh masyarakat sekitar hutan.

Melalui Staff Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Energi, Gubernur mengundang Menteri Kehutanan, Siti Nurbaya, untuk terjun langsung ke wilayah hutan Aceh dan menyaksikan langsung kondisi terkini hutan Aceh.

“Pak Staff Ahli, tolong sampaikan kepada Ibu Menhut untuk melakukan tinjauan lapangan langsung ke hutan Aceh dan melihat kondisi terkini hutan Aceh,” ujar Gubernur.

Gubernur: Hutan Aceh Serap Karbon Dunia

Sebagai langkah nyata pelestarian hutan, Pemerintah Aceh terus memacu terlaksananya Rehabilitasi dan Konservasi lahan sebagai bagian dari Program menanam 1 milyar pohon di Indonesia, dan puncak acaranya adalah Gerakan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional ini.

“Peran Aceh dalam pelestarian hutan sangat penting, karena kita masih memiliki kawasan hutan yang relatif cukup baik. Dengan luas areal hutan sekitar 3,5 juta hektar, Aceh memiliki peran penting dalam menyediakan jasa lingkungan untuk penyerapan emisi karbon dunia.

Untuk diketahui, bersama dengan 29 negara di dunia, Pemerintah Aceh telah menandatangani Deklarasi Rio Branco pada tahun 2014. Deklarasi tersebut merupakan bentuk komitmen Aceh untuk mencegah deforestasi sampai dengan 80 persen, hinga tahun 2020.

“Dan hari inipun kita kembali melakukan aksi penanaman pohon sebagai bentuk komitmen pada kesepakatan itu. Saya berharap masyarakat aktif berpartisipasi dalam acara ini agar kita dapat berkontribusi mensukseskan gerakan penanaman satu milyar pohon di Indonesia setiap tahunnya.”

Guna mendukung program pelestarian hutan dan dalam rangka penyempurnaan tata kelola hutan, Pemerintah Aceh juga telah mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Aceh Nomor 20 Tahun 2013, dan telah dibentuk pula tujuh Kesatuan Pengelolaan Hutan yang merupakan UPTD di Dinas Kehutanan dalam rangka mengelola pelestarian hutan langsung di tingkat tapak.

Dari tujuh Kesatuan Pengelolaan Hutan itu, enam di antaranya berbasis di Daerah Aliran Sungai dan satu di Taman Hutan Raya (Tahura). Pemerintah Aceh juga telah menempatkan sejumlah petugas rehabilitasi untuk bekerjasama dan berkomunikasi dengan masyarakat lokal, sehingga tidak ada lagi pihak yang merusak kelestarian hutan.

“Untuk itu, saya meminta Kepala Dinas Kehutanan dan jajarannya agar mengupayakan ketersediaan bibit untuk rehabilitasi lahan. Kita harus pula dapat memperkuat ekonomi masyarakat di sekitar kawasan hutan dengan mencarikan sumber ekonomi bagi mereka dalam bentuk hasil hutan non kayu, seperti pengembangan hutan tanaman rakyat dan kebun-kebun rakyat.”

Gubernur juga berharap agar Lembaga Pemerintah di kabupaten/kota serta organisasi masyarakat seperti LSM, OKP dan para pemuda terlibat aktif dalam program ini, sehingga kegiatan ini menjadi penguat semangat dalam rangka mensukseskan Gerakan menanam 1 milyar pohon di Indonesia.

“Kitatentu saja berharap Aceh dapat memberikan kontribusi besar bagi gerakan ini menanam 1 miliar pohon ini.”

Pada kesempatan tersebut, Gubernur bersama Staff Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Energi dan Wakil Wali Kota Banda Aceh, juga menyerahkan penghargaan kepada kabupaten/kota dan Gampong yang sudah berprestasi dalam bidang lingkungan, Pemenang Lomba Duta Peduli Rimba Aceh, dan Penyuluh Teladan Tingkat Aceh.

“Selamat kepada para pemenang, semoga prestasi ini dapat terus dipertahankan, dan semoga semangat menjaga hutan dan lingkungan ini dapat menjadi budaya yang melekat pada setiap warga masyarakat Aceh. Semoga perjuangan ini bisa kita perkuat lagi, sehingga hutan Aceh tetap lestari,” pungkas Gubernur Aceh.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur juga meresmikan enam gedung baru Dinas Kehutanan Aceh, yaitu Gedung C Dinas Kehutanan Aceh, Kantor KPH Wilayah II Bener Meriah, Kantor KPH Wilayah III Langsa, Kantor KPH Wilayah IV Meulaboh , Kantor KPH Wilayah V Gayo Lues, dan Kantor KPH Wilayah VI Subulussalam.

Setelah mengakhiri sambutannya, Gubernur bersama seluruh perwakilan unsur Forkorpimda Aceh dan para Kepala SKPA dan bupati/wali kota se-Aceh melakukan penanaman pohon secara simbolis di kawasan pelapuhan ikan Lampulo.

Check Also

Pj Gubernur, Sekda dan Kepala SKPA Safari Silaturrahmi ke Forkopimda

BANDA ACEH – Penjabat Gubernur Aceh Bustami Hamzah bersama Istri Mellani Bustami serta Pj Sekretaris …