Home / Berita Terbaru / Spiritual Corporation, Metode Penentuan Harga Kopi Gayo ala Magda Katsura

Spiritual Corporation, Metode Penentuan Harga Kopi Gayo ala Magda Katsura

Banda Aceh, 19-11-2015 | Humas Aceh

Banda Aceh – Dalam bisnis dikenal sebuah prinsip konvensional yang berbunyi “Modal sekecil-kecilnya untung sebesar-besarnya”. Bahkan oleh banyak orang prinsip tersebut dikemas dan dikonversi menjadi prinsip ekonomi yang diajarkan mulai dari bangku SMP hingga tembok universitas.

Namun bagi Magda Katsura, seorang praktisi usaha kopi asal Italia, menentukan harga kopi di pasaran internasional tidaklah sesederhana memasarkan produk lain semisal produk elektronik atau otomotif.

Menurutnya banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam memasarkan harga kopi, mengingat banyaknya komponen yang tidak bisa diukur dengan uang.

“Untuk secangkir kopi Anda bisa hitung berapa liter air yang dihabiskan, juga berapa banyak waktu yang tersita untuk melewati setiap tahapan dalam pemrosesan kopi”, ujarnya saat memperhatikan sejumlah pekerja sedang menyortir biji kopi di pabrik kopi koperasi Baburrayan Pegasing, Rabu, 18 Nopember 2015.

Kedua matanya fokus memperhatikan puluhan kaum hawa yang sedang beraktifitas memilih dan memungut biji kopi, Magda lantas mengatakan kalau harga kopi Gayo seharusnya lebih tinggi dari saat ini.

“Begitu banyak tenaga dan jasa yang terserap ke dalam secangkir kopi. Upaya mereka pantas dihargai dan ketulusan mereka dalam menghasilkan kopi berkualitas dan terbaik tidak dapat diukur dengan apapun”, sambungnya.

Ternyata dalam melihat bisnis kopi, Magda lebih menyinggung aspek spiritual dimana setiap upaya dan kerja keras setiap orang harus dihargai dengan pantas, tidak boleh hanya terpaku pada margin yang merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.

“Dengan demikian akan tercipta sebuah sistem bisnis yang berkelanjutan”, ujarnya lagi.

Menarik untuk dicermati, konsep yang ditawarkan Magna mirif dengan konsep Dana Zohar, seorang konsultan bisnis asal Amerika Serikat yang lebih menitikberatkan pada keseimbangan daripada sekedar memburu untung besar.

Sebagai tambahan, Dana Zohar menuangkan seluruh konsepnya tentang keseimbangan dalam berbisnis melalui sebuah buku berjudul Spiritual Corporation. Dana Zohar menawarkan konsep bisnis berkelanjutan (sustainable) agar setiap perusahaan tidak terjebak dalam pola eksploitasi dan lebih memperhatikan masa depan bumi.

Kunjungan delegasi SCAE ke dataran tinggi Gayo‎, merupakan balasan dari partisipasi Pemerintah Aceh tepatnya Badan Investasi dan Promosi Aceh, Pemkab Aceh Tengah dan Pemkab Bener ‎Meriah yang sebelumnya menghadiri undangan SCAE pada ekspo kopi dunia di Gothenburg Swedia pada medio Juni 2015 lalu

‎Menurut Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin, MM merupakan peluang yang sangat baik bagi daerah penghasil kopi arabica tersebut untuk memperbesar ekspor langsung ke Eropa

“Eropa saat ini menjadi konsumen utama kopi dunia khususnya arabica, beruntung sekali tim SCAE bisa berkunjung dan melihat langsung bagaimana budidaya kopi arabica Gayo mulai ditingkat petani hingga eksportir,” kata Nasaruddin

Diakui Nasaruddin bahwa selama ini ekspor kopi Gayo ke Eropa masih kecil‎, walaupun kopi Gayo‎ sudah banyak beredar di Eropa yang didapat dari Importir Amerika

“Selama ini mata rantai masih panjang, kedatangan SCAE kemari tentu akan membuka peluang untuk meningkatkan volume ekspor ke negara-negara Uni Eropa,” demikian Nasaruddin.(MarK)

Foto: Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin mendampingi rombongan Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) melihat secara langsung budidaya kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah pada Rabu 18 Nopember 2015

Check Also

Ketua TP PKK Aceh Lanjutkan Kunker Jemput Data Warga Miskin di Nagan Raya

Nagan Raya — Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Marlina Muzakir, kembali melanjutkan kunjungan kerjanya di …