Banda Aceh, 24-11-2015 | Humas Aceh
Aceh Timur – Kehadiran seluruh elemen masyarakat di arena Pekan Kebudayaan Aceh Timur 2015 disatukan oleh tekad yang sama, yaitu memperkuat semangat untuk membangkitkan seni dan budaya sebagai penunjang bagi keberlangsungnya pembangunan di kabupaten yang saat ini dipimpin oleh Hasballah M Thaib itu.
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, dalam sambutan singkatnya saat membuka secara resmi Pekan Kebudayaan Aceh Timur (PKAT) Tahun 2015. Kegiatan yang juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kabupaten Aceh Timur itu, dipusatkan di arena PKAT, yang berada di komplek perkantoran Pemkab Aceh Timur, (Senin, 23/11/2015).
“Selamat Ulang Tahun yang ke 59 kepada Pemerintah dan masyarakat Aceh Timur. Semoga di usia yang semakin matang ini, Aceh Timur terus tumbuh dan berkembang menjadi salah satu wilayah yang strategis dalam menopang pembangunan dan perekonomian di Aceh,” ujar Gubernur membuka sambutannya.
Menurut Gubernur, PKAT yang dirangkai dengan Pameran Pembangunan Aceh Timur merupakan sebuah manivestasi kegembiraan dan syukuran atas ulang tahun ke-59 Kabupaten Aceh Timur. Mulai hari ini, kegiatan yang akan berlangsung selama seminggu itu akan menyelenggarakan Pekan Kebudayaan dengan menyajikan khazanah budaya dari seluruh wilayah Aceh Timur.
“Kegiatan ini merupakan perlambang bagaimana rakyat Aceh Timur bersatu untuk sebuah tujuan perdamaian dan kesejahteraan. Mudah-mudahan PKAT menjadi momentum bersama dalam rangka untuk rasa cinta kepada budaya Aceh, sekaligus sebagai alat perekat rasa persaudaraan dan kebersamaan di antara kita semua.”
Pria yang akrab disapa Doto Zaini itu menjelaskan, menghidupkan seni budaya adalah upaya untuk mengokohkan identitas diri sekaligus sebuah sikap kepedulian pada sejarah. Menurut Doto Zaini, event ini sangat penting dilakukan mengingat kecenderungan generasi muda yang mulai melupakan budaya sendiri.
“Kita melihat banyak anak-anak muda Aceh yang begitu suka musik-musik luar, tapi terkadang enggan mempelajari pantun-pantun Aceh dan hikayat perang sabi. Banyak pula yang suka kepada tari-tarian modern, tapi lupa pada Tari Seudati, Saman dan sebagainya. Kalau saja semua budaya luar itu diterima mentah-mentah, perlahan-lahan identitas ke-Aceh-an kita akan hilang.”
Gubernur mengkhawatirkan, jika tren tersebut terus berlanjut, maka dalam beberapa tahun mendatang, generasi muda Aceh tidak akan mengenal lagi seni budaya khas Aceh, seperti Meurukon, Dalail Khairat, rapa’i dan lain sebagainya. “Jika ini yang terjadi, Kiamat Budaya akan menimpa Aceh. Kita akan menjadi masyarakat global yang tidak memiliki karakter yang khas.” tegas Doto Zaini.
Untuk mengatasi hal tersebut, Gubernur mengajak semua pihak untuk mengangkat kembali seni budaya daerah. Kepada pemerintah kabupaten/kota, Gubernur menganjurkan agar aktif menyelenggarakan berbagai festival seni budaya untuk mendorong masyarakat agar tidak melupakan identitas ke-Aceh-annya.
“Kepedulian Pemerintah Aceh Timur pada seni budaya patut kita beri apresiasi, mengingat daerah ini merupakan salah satu wilayah tertua dan memiliki banyak khazanah budaya dan sejarah peradaban,” lanjut Doto.
Sebagaimana diketahui, di wilayah ini banyak juga lahir tokoh pejuang dan ulama Aceh, seperti Sultan Ahmad Al-Baqari, Tengku Di Madat, Tengku Tanoh Mirah, Sultan Ahmad Syah, dan lain sebagainya. Gubernur berpesan agar perjuangan para tokoh tersebut bagi kemajuan Islam dan Pembangunan Aceh harus terus dilanjutkan oleh generasi muda.
“Oleh sebab itu, melalui event kebudayaan seperti ini, kita mengajak kembali masyarakat untuk lebih mengenal karakter daerah dan memahami kembali tokoh-tokoh Besar Aceh yang menjadi sosok penting bagi kemajuan dan pembangunan Aceh.” ujar Gubernur.
Pekan Kebudayaan Aceh Timur 2015 akan berlangsuung selama sepekan, pembukaan dimulai Senin 23 November dan akan ditutup Jumat 27 November 2015, seluruh Kecamatan yang berada diwilayah Aceh Timur akan mengisi anjungan yang dipusatkan pada Desa Titi Baro, Kecamatan Idi Rayeuk, Kab. Aceh Timur.