Home / Berita Terbaru / Inflasi bukan karena faktor supply dan demand semata

Inflasi bukan karena faktor supply dan demand semata

Banda Aceh, 16-6-2015 | Humas Aceh

Banda Aceh – Berbicara tentang inflasi, Aceh tentu memiliki pengalaman buruk. Pasca bencana tsunami, tepatnya tahun 2005 hingga 2006, inflasi di daerah ini sempat menyentuh angka 36 persen. Saat itu, harga bahan pokok dan kebutuhan lainnya melonjak tajam, hal ini membuat daya beli masyarakat menjadi turun.

“Namun, berkat kerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah Aceh dan semua pihak terkait, dalam beberapa tahun berikutnya inflasi itu bisa ditekan hingga sama dengan inflasi nasional. Bahkan dalam tiga tahun terakhir, boleh dikatakan Aceh cukup menggembirakan karena inflasi di Aceh berada di bawah inflasi nasional,” jelas Sekda.

Berdasarkan data, tahun 2013 inflasi di Aceh hanya 7,04 persen, sementara inflasi nasional berkisar 8 persen. Selanjutnya, pada triwulan I tahun 2014, inflasi Aceh tercatat sebesar 5,73 persen, atau lebih rendah dibanding inflasi nasional yang berada di angka 7,32 persen.

“Semua ini membuktikan betapa bagusnya kinerja Bank Indonesia Perwakilan Aceh dan TPID Aceh dalam mengawal inflasi di daerah ini. Mudah-mudahan dengan hadirnya website PIHPS Aceh ini, pengawalan itu bisa diperkuat lagi melalui kontrol harga pangan di pasar, sehingga pertumbuhan ekonomi kita lebih baik dan daya beli masyarakat semakin tinggi,” harap Dermawan.

Sekda juga meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, agar tetap aktif membangun kerjasama dengan TPID Aceh, sehingga informasi yang disampaikan melalui website PIHPS Aceh ini dapat ter up-date secara berkala.

Dalam kesempatan peluncuran Pusat Informasi dan Harga Pangan Stategis (PIHPS) tersebut, Sekda juga menjelasakan, bahwa penyebab inflasi tidak hanya dipengaruhi faktor supply (penawaran) dan demand (permintaan). Inflasi juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti bencana alam yang mengakibatkan terganggunya pendistribusian bahan pokok.

Selain itu, perilaku masyarakat yang kerap membeli kebutuhan pokok secara berlebihan. Apalagi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, kecenderungan masyarakat membeli kebutuhan pokok dalam jumlah banyak juga turut mempengaruhi inflasi.

Sekda berharap, faktor-faktor tersebut menjadi perhatian semua pihak, agar pemrintah dan seluruh pihak terkait dapat mengambil langkah cepat, jika terjadi hal-hal di luar dugaan.

“Untuk itu saya menghimbau masyarakat agar tidak panik menghadapi masalah ketersediaan bahan makanan menjelang Ramadhan ini, sebab semuanya dapat dikontrol dengan baik. Ketenangan pasar ini juga menjadi salah satu upaya untuk menjaga kestabilan harga di pasa,” imbau Sekda.

Dermawan menekankan, selain bisa memantau harga pangan, melalui website PIHPS Aceh, masyarakat juga bisa mendukung ketersediaan bahan pokok dengan tidak melakukan aksi borong berlebihan. “Jika aksi ini bisa kita lakukan bersama, Insya Allah inflasi akan tetap stabil di Aceh.”

Hal tersebut disampaikan oleh Dermawan saat meresmikan peluncuran Website informasi Harga Pangan di kantor Perwakilan BI Aceh, selasa (16/6/2015).

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pemerintah Aceh mengandeng BI meluncurkan Pusat Informasi dan Harga Pangan Stategis (PIHPS), dimana informasi berbasis website tersebut dapat diakses di www. Hargapanganaceh.com.

Check Also

Pemerintah Aceh Serahkan SK Tenaga Kontrak

Banda Aceh – Pemerintah Aceh hari ini mulai menyerahkan Surat Keputusan (SK) Tenaga Kontrak tahun …